SLEMAN – Jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman langsung bereaksi tegas atas kecelakaan kendaraan volcano tour yang terjadi Minggu (7/1). Bahkan Kepala Dinas Pariwisata Sleman Sudarningsih telah mengeluarkan peringatan lisan kepada pengelola. Terkait pemenuhan standar keselamatan bagi wisatawan.
Diakuinya membina dan mendampingi seluruh pengurus kendaraan volcano tour tidak mudah. Termasuk pemenuhan standardisasi keamanannya. Terbukti dari implementasi pelayanan, salah satunya overload dalam membawa wisatawan. “Langsung kami beri peringatan karena ada kelalaian. Meski belum tahu pasti penyebabnya karena masih menunggu penyelidikan pihak terkait,” tegasnya, Senin (8/1).
Mengenai pendampingan, sejatinya Dispar Sleman tergolong rutin. Setidaknya pada 2017, jajarannya telah melakukan pendampingan hingga tiga kali. Terkait pelayanan dan standarisasi keselamatan wisatawan.
BACAJeep Willys Senggol Bus Wisata, 2 Luka Parah
Satu Penumpang Jeep Volcano Tour Meninggal
Dalam waktu dekat, Pemkab Sleman akan mengundang seluruh pengurus jeep wisata. Setidaknya ada 29 operator dengan total 700 kendaraan. Dalam kesempatan inipula, pihaknya akan mengundang sejumlah stakeholder baik jajaran Kepolisian maupun Dinas Perhubungan.
“Standarisasi seperti helm, sampaikan kepada mereka untuk patuh. Kami juga mendorong seleksi ketat untuk supirnya, bukan hanya segi usia tapi juga kematangan emosional. Tentu juga harus mempunyai SIM dan paham medan jalan,” ujarnya.
Untuk korban meninggal dan rawat, Dispar Sleman telah menyiapkan santunan. Jika korban membeli tiket masuk Kaliurang atau Kaliadem maka termasuk dalam paket wisata tersebut. Terhitung sebagai asuransi jasa raharja.
“Pengelola asosiasi kendaraan wisata juga siap menanggung seluruh biaya. Kedepan kami akan mengetatkan dengan mengecek kendaraan satu persatu bekerjasama dengan Dishub Sleman,” katanya.
Kepala Dinas Perhubungan Sleman Mardiyana mengakui belum ada pendataan detail kendaraan wisata. Selama ini baru jumlah operator dan kendaraan oleh Dispar Sleman. Adanya kejadian kecelakaan tentu menjadi tamparan keras bagi jajarannya.
Langkah terdekat pihaknya tengah berkoordinasi dengan forum lalu lintas. Berupa penentuan kelayakan bagi kendaraan wisata. Dalam forum tersebut juga akan dilibatkan para pengurus kendaraan wisata. Sehingga ada komunikasi dua arah mengenai standarisasi keamanan.
“Selama ini belum ada anjuran termasuk pemeriksaan kendaraan wisata. Nanti dalam forum itu juga akan dibahas mengenai detail ini,” katanya. (dwi/din/mg1)