Tri Nuryandari, penuh keikhlasan mengabdikan diri untuk masyarakat. Satu dari beberapa kegiatan yang dijalani setiap harinnya, pendidikan anak usia dini (PAUD) menjadi perhatiannya secara serius. Staf pelayanan di Desa Muntuk, Dlingo, Bantul ini, tak bisa sehari pun libur dari PAUD.
Sejak 2009 lalu, Tri Nuryandari memutuskan ikut mengabdikan diri mengurus desanya dengan menjadi staf pelayanan di Desa Muntuk, Dlingo, Bantul. Sebagai salah seorang staf kelurahan, banyak pekerjaan yang harus diurus, seperti administrasi kependudukan, tanah, kelahiran, kematian, dan surat menyurat yang ada di desanya.
Selain itu, ia selalu terlibat dalam kegiatan yang ada di desa, seperti posyandu, KB, pemberdayaan masyarakat, PKK, Karang Taruna, dan lain sebagainya. “Sebagai pelayan masyarakat, saya harus mau selalu membantu keperluan masyarakat,” ujarnya kepada Radar Desa, kemarin.
Di tengah kesibukannya sebagai staf pelayanan dan ibu rumah tangga, Tri—panggilan akrabnya, masih harus mengurus PAUD di Dusun Sranggahan, Muntuk. Aktivitas mengurus PAUD ini, ia lakoni di sela-sela tak ada pekerjaan yang menumpuk di kelurahan. “Memang bukan merupakan tugas pokok saya kesehariannya, tapi bagi saya urusan PAUD menjadi prioritas. Saya tidak bisa seharipun tanpa mengunjungi PAUD,” ujarnya.
Biasanya sebelum sampai ke kelurahan, Tri terlebih dulu mampir ke PAUD. Kalau pagi tidak sempat, dia menjadwal pada jam berikutnya. “Pastinya jam tertentu, saya harus ke PAUD. Sebab, kalau PAUD dibiarkan, tidak ada yang mengurus, dan kasihan anak-anak dan orang tua mereka,” paparnya.
Baginya untuk mengurusi PAUD tidak bisa digantikan, sementara kalau tugas kantor bisa diberikan atau didobel sementara oleh rekan atau teman kerjanya. “Kalau tugas kantor, ada kalanya saya limpahkan ke teman kerja. Tapi kalau PAUD tidak bisa,” tandasnya.
Tri mengaku tak ada niat sekalipun untuk mengabaikan tugasnya, baik itu tugas di kantor desa, PAUD maupun sebagai ibu rumah tangga. “Semua saya lakoni dengan penuh ikhlas dan senang, dan tentunya berimbang,” jelas perempuan yang hobi senam aerobik ini.
Meski sibuk di Balai Desa, dan di PAUD, bukan berarti ia meninggalkan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Sebelum berangkat ke kelurahan, Tri menyempatkan diri membuat sarapan untuk kedua putranya. “Alhamdulillah, selama ini saya bisa membagi waktu antara keluarga dengan pekerjaan di balai desa dan bersama warga lingkungan sekitar,” pungkas ibu berusia 34 tahun ini. (mar/jko/mg1)