GUNUNGKIDUL – Angka kematian akibat bunuh diri di Gunungkidul masih tinggi. Januari ini, sampai kemarin, kasus percobaan bunuh diri ada empat. Satu bisa diselamatkan, tiga lainnya tewas.

Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat (Kasubag Humas) Kepolisian Resor (Polres) Gunungkidul Iptu Ngadino mengatakan kasus bunuh diri masih manjadi pekerjaan rumah pemerintah setempat.

“Tidak hanya kepolisian dan pemkab, semua pihak harus terlibat menanganinya,” kata Ngadino Rabu (17/1).

Pada Selasa (16/1) seorang warga Padukuhan Wunut, Desa Sumberwungu, Kecamatan Tepus berinisial EA mencoba mengakhiri hidupnya. Pelaku yang masih berumur 24 tahun tersebut berupaya bunuh diri dengan menenggak obat dengan berlebihan.

Kasus tersebut dilatarbelakangi konflik asmara. EA shock digugat cerai istrinya. Dia mengambil jalan pintas mengakhiri hidup dengan meminum 10 butir pil atorvastatin dan 60 sachet obat batuk Komix serta menenggak deterjen pencuci baju.

“Korban langsung dibawa ke rumah sakit. Kondisi sekarang berangsur membaik,” ujar Ngadino.
Kapolsek Tepus AKP Mustaqim mengatakan dalam pihaknya telah mengamankan barang bukti. Berupa bungkus obat yang diminum EA.

“Kami juga mengimbau pihak keluarga agar melakukan pengawasan kepada korban,” kata Mustaqim.

Sedangkan tiga kasus bunuh diri lainnya dilatarbelakangi berbagai persoalan. Dilakukan dengan berbagai cara.

Korban tewas gantung diri bernama Sodikromo, 70, warga Paduluhan Cari, Desa Sumberwungu, Kecamatan Tepus pada Senin (8/1). Ginah, 63, warga Padukuhan Bedil Wetan, Desa Rejosari, Kecamatan Semin, Kamis (4/1) masuk ke sumur. Sedangkan korban tewas Surani, 66, warga Ngawu, Playen menenggak racun pada Selasa (16/1). (gun/iwa/ong)