KULONPROGO – Sebanyak 71,55 ton pupuk urea digelontorkan dalam program bantuan pupuk murah di lapangan Desa Cerme, Panjatan (10/2). Sasaranya 1.431 petani di Kulonprogo dan Bantul.

Bantuan dikemas dengan tajuk Pasar Murah Pupuk. Difokuskan kepada petani yang mengalami dampak banjir dan puso beberapa waktu lalu.

Vice President (VP) Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) PT Pupuk Indonesia (Persero) Wahyu Supriyatno menyatakan, pasar murah ini bentuk dukungan PT Pupuk Indonesia. Bersama anak perusahaannya (Pupuk Sriwidjaja, Pupuk Kaltim dan Petro Kimia Gresik) meringankan beban petani.

“Bantuan ini untuk mendorong produktivitas pertanian pasca-gagal panen akibat bencana banjir. Menyebabkan sawah dan padi petani terendam yang dipicu Siklon Tropis Cempaka lalu,” kata Wahyu.

Selain Wahyu, hadir Direktur SDM dan Umum PT Pupuk Srwidjaja Palembang Bob Indiarto, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIJ Budi Anton, Kepala Dinas Perdagangan Kulonprogo Krissutanto, dan Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi.

Berdasarkan data, luas lahan yang rusak di Kulonprogo 406,25 hektare. Dibutuhkan 51,66 ton pupuk. Sementara di Bantul luas lahan yang terdampak banjir 317,78 hektare, dibutuhkan 19,9 ton pupuk.

“Di Kulonprogo dampak banjir terparah di Galur, Panjatan, dan Lendah. Sementara di Bantul dampak terparah di Imogiri,” kata Wahyu.

Melalui pasar murah pupuk ini, petani dapat memperoleh pupuk nonsubsidi dengan harga subsidi. “Harganya pupuk nonsubsidi Rp 4.400 per kilogram. Di pasar murah pupuk ini petani membayar Rp 1.800 per kilogram,” kata Wahyu.

Petani setempat, Nur Budiyanto, mengatakan dia memiliki sawah 1.500 meter persegi. Dia kesulitan mendapatkan pupuk.

Bantuan PT Pupuk Indonesia menjadi kesempatan petani untuk bisa memenuhi kebutuhan pupuk. Bantuan serupa bisa rutin disalurkan untuk meringankan beban petani mengejar hasil produksi yang baik.

“Harganya selisih banyak, kualitasnya juga bagus. Musim tanam kemarin gagal panen karena terdampak banjir. Kebanyakan petani menanam padi Ciherang. Kalau hasilnya selalu baik. Namun banjir kemarin membuat petani gagal panen,” ungkap Nur. (tom/iwa/mg1)