LAGU-LAGU LAWAS: Temu Kangen Jogja kali ini memang ditujukan untuk memuaskan rasa rindu para penggemar lagu-lagu lawas termasuk para stoner. (PUSPADANTA FOR RADAR JOGJA)
JOGJA – Atraksi kesenian di kawasan strategis Malioboro kembali digelar pukul 19.30 Sabtu malam (10/2). Bertempat di halaman kantor Dinas Pariwisata DIY, Temu Kangen Jogja berlangsung meriah dengan hadirnya para musisi yang membawakan lagu-lagu lawas.
AM Band tampil menghibur dengan lagu-lagu yang dinyanyikannya. Pada malam tersebut mereka membawakan lagu dari grup musik legendaris Koes Plus yang pernah berjaya di era 1970-an. Pengunjung yang datang juga disuguhi oleh lagu lawas dari grup musik legendaris asal Inggris, The Beatles.
Petikan gitar dan gebukan drum dari Last Karbeat Band mampu membawa penonton kembali ke era 1960-1970an saat The Beatles berjaya. Temu Kangen Jogja kali ini memang ditujukan untuk memuaskan rasa rindu para penggemar lagu-lagu lawas.
Melengkapi kemeriahan suasana malam, para Stoner, sebutan bagi para penggemar dan pecinta musik Rolling Stones berkumpul menjadi satu. Tak hanya dari Jogjakarta, Stoner Bogor juga hadir untuk memeriahkan ajang Temu Kangen Jogja.
Mereka dihibur oleh D’zone II Band asal Jogja dan Route 06 Band asal Bogor dengan alunan lagu be raliran pop rock milik Rolling Stones.
Sekretaris Dinas Pariwisata DIY Rose Sutikno mengungkapkan, acara ini rutin digelar pada malam minggu kedua tiap bulannya. Tak hanya untuk menghibur, Temu Kangen Jogja diselenggarakan untuk memperkenalkan kepada masyarakat musik-musik bergenre lama.
“Musik pada zaman dahulu tidak kalah bagusnya dengan musik pada zaman modern, sehingga para penonton bisa mengetahui genre musik mulai dari dulu sampai sekarang,” ungkapnya.
Rose Sutikno mengharapkan dengan adanya Temu Kangen Jogja tingkat kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara akan semakin meningkat. Dengan banyaknya event yang digelar, maka wisatawan akan lebih lama tinggal.
“Otomatis dengan banyaknya pengunjung, hotel-hotel yang berada di kawasan Malioboro akan penuh. Selain itu, pedagang kaki lima di Malioboro dan toko-toko di daerah sekitar pasti juga ramai oleh pengunjung. Dampaknya ekonomi masyarakat akan lebih berkembang,” jelas Rose Sutikno. (*/a1/ila/mg1)
