BANTUL – Ketua Mahkamah Partai NasDem Saur Hutabarat mengingatkan kadernya di DIJ terus merapatkan barisan. Sebab, tantangan menghadapi Pemilu 2019 semakin berat. Kompetisi antarpartai politik (parpol) bakal ketat. Ada sebanyak 14 parpol yang menjadi peserta pemilu.
“Bahkan persaingan politiknya akan kejam,” ingat Saur saat memberikan pembekalan dalam acara pelantikan, rakorsus dan TOT, Komisi Saksi NasDem di Taman Perwacy, Banguntapan, Bantul, Minggu (25/2). Acara diadakan secara maraton dari pukul 09.00 hingga pukul 20.00.
Saur mengatakan, kejamnya persiangan politik 2019 karena jumlah peserta pemilu bertambah dari 11 menjadi 14. Sebagai ilustrasi, dia menerangkan, daerah pemilihan (dapil) DIJ memiliki delapan kursi di DPR RI. Dengan begitu untuk meraih satu kursi, Partai NasDem harus menyingkirkan enam parpol. “Betapa persaingan nantinya bukan hanya kejam, tapi bisa sadis,” ungkap wartawan senior ini.
Pria yang pernah menjabat kepala Biro Majalah Tempo Perwakilan Jateng-DIJ 1984 ini juga memberikan atensi terhadap munculnya Partai Berkarya yang dinakhodai putra mantan Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto.
Kompetisi akan seru jika Tommy nantinya juga menjadi caleg DPR RI dari DIJ. Keluarga Cendana sebelumnya telah menempatkan Siti Hediati Haryadi atau Titiek Soeharto sebagai anggota DPR RI dari Partai Golkar mewakili Dapil DIJ.
Di tempat sama, Ketua Komisi Saksi NasDem (KSN) Pusat I Gusti Putu Artha Menambahkan, Ketua KSN I Gusti Putu Artha mengatakan, pembentukan KSN bertujuan untuk memperdalam peran saksi bagi Partai NasDem.
Anggota KSN menjalankan tujuh fungsi strategis pengawasan. Yakni fungsi monitoring parpol, pendidikan para pemilih NasDem dan penggalangan suara. Kemudian pemetaan pemilih, mencegah pelanggaran, pengawalan pemungutan hingga penghitungan suara.
“Juga memastikan kesiapan alat bukti yang dibutuhkan untuk sengketa pemilu,” kata Komisioner KPU Pusat periode 2009-2014 ini.
Dengan kehadiran KSN ini, NasDem, terang dia, ingin memperdalam peran saksi. Sebab, selama ini mereka hanya bertugas saat proses pemungutan suara semata.
Putu Artha juga mengkritisi perilaku calon anggota dewan yang maju melalui parpol. Mereka seakan-akan membutuhkan parpol saat belum dapat. Begitu dapat seakan-akan justru ingin melupakan parpol.
Acara pelantikan KSN wilayah dan daerah Partai NasDem se-DIJ juga diwarnai dengan kehadiran beberapa mantan komisioner KPU. Selain Putu Artha yang memimpin KSN Pusat, bekas Ketua KPU Sleman Djajadi, mantan Ketua KPU Bantul Arief Iskandar juga bergabung di KSN.
Djajadi menjadi Ketua KSN Wilayah DIJ. Sedangkan Arief menjabat ketua KSN Daerah Bantul. Di KSN Pusat juga bergabung mantan anggota KPU DIJ yang juga pernah menjabat komisioner Bawaslu Pusat Nasrullah.
Di tempat sama, Ketua DPW Partai NasDem DIJ Subardi kembali mengingatkan strategi kemenangan yang harus dijalankan. Dia menargetkan pada Pemilu 2019, partainya memiliki satu fraksi di DPRD provinsi, kabupaten dan kota se-DIJ dan minimal satu kursi untuk DPR RI. “Semua elemen dan komponen partai harus kerja keras mulai sekarang,” pintanya.
Partai NasDem juga telah mengadakan penjaringan caleg. Pendaftaran caleg NasDem tidak mengenal adanya mahar atau pungutan dengan dalih biaya fotokopi formulir. “Semua sudah disiapkan oleh partai,” tegasnya. (*/kus/ila/mg1)