SLEMAN – Kemacetan terjadi di Jalan Padjadjaran (Ringroad Utara), Sinduadi, Mlati, kemarin sore (6/3). Kendaraan dari timur tidak bisa melintas ke barat, arus lalu lintas macet dan kacau karena kendaraan kebingungan memutar untuk menjadi mencari jalan lain.

Kemacetan terjadi akibat adanya pohon tumbang, tepatnya di selatan Museum Monumen Jogja Kembali (Monjali).

“”Sekitar pukul 18.30 kami mendapatkan laporan dari warga ada pohon tumbang di Jalan Ringroad Utara, Sinduadi, Mlati. Pohon manding dengan panjang sekitar 15 meter ini melintang di kedua lajur jalan raya sehingga menyebabkan kemacetan,” ujar Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Nurcahya ditemui di lokasi kejadian, Selasa (6/3).

Nurcahya menuturkan, begitu mendapat laporan dia bersama tim sekitar sepuluh orang langsung menuju lokasi dan melakukan evakuasi dengan gergaji mesin.

“Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini, kebetulan tadi jalanan sepi hanya yang ingin melintas ke arah barat terjebak dan menimbulkan kemacetan,” jelasnya.

Menurut Nurcahya, tumbangnya pohon disebabkan karena akar pohon sudah lapuk, kontur tanah juga tidak dapat menahan akar tersebut. Pohon tumbang ini juga menyebabkan kabel milik Telkom putus. Belum dapat diperkirakan berapa kerugian material dalam kecelakaan ini.

“Proses evakuasi berjalan lancar, hanya butuh waktu satu jam saja. Di bantu pihak kepolisian yang menutup jalan di traffic light Monjali dari arah timur menuju barat,” imbuhnya.

Kapolsek Mlati Kompol Yugi Bayu menuturkan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Saat peristiwa terjadi juga tidak ada kendaraan yang melintas. “Pohon sepertinya sudah rapuh dan lapuk. Tergolong cukup besar karena diameter pohon sampai 50 sentimeter,” jelasnya.

Guna memudahkan evakuasi, petugas polisi sempat memberlakukan penutupan jalan. Meski sempat menimbulkan kemacetan evakuasi berjalan cepat. Lalu lintas kembali normal dalam selang waktu tidak begitu lama.

Dalam kesempatan, dia meminta dinas terkait mengevaluasi sejumlah pohon perindang. Tujuannya mengantisipasi pohon roboh karena rapuh dan usia. Terlebih jumlah pohon perindang di sejumlah ruas jalan utama berukuran cukup besar.

“Sebagai antisipasi saja agar tidak ada yang jadi korban dan tidak menghambat arus lalu lintas,” katanya. (ita/dwi/ila/mg1)