Mariyem

Desa Kebonagung, Imogiri, Bantul dikenal punya potensi kuliner yang layak dikembangkan. Kuliner yang dihasilkan merupakan produk rumahan hasil olahan ibu-ibu rumah tangga di desa tersebut. Potensi di bidang kuliner itu yang sejak awal telah dilihat Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Bantul.

Karena itulah saat memberikan pendampingan Desa Prima di Kebonagung, Iwapi Bantul memfokuskan pada pengembangan kuliner. “Kami berikan pendampingan baik dari sisi manajemen keuangan maupun pemasaran produknya,” ujar Ketua Iwapi Bantul Erwin Yuniati Sabtu (12/5).

Erwin menyatakan, pendampingan ke Desa Kebonagung diadakan pada Juni mendatang. Tepatnya setelah libur lebaran. Saat ini Iwapi Bantul masih mendampingi ibu-ibu di Kecamatan Piyungan, Bantul. “Dari Piyungan, kami menyasar ke Imogiri, khususnya Kebonagung,” lanjutnya.

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini optimistis Desa Prima Kebonagung bakal cepat berkembang. Alasannya, perempuan, terutama ibu-ibu rumah tangga di desa tersebut telah memiliki embrio usaha industri rumahan.

Sebagian besar bergerak pada kegiatan pengolahan makanan. Di antaranya ada yang membuat peyek, lumpia, lemper dan makanan lainnya. Selama ini produk-produk rumahan itu masih terbatas di pasarkan di kawasan Imogiri.

Ke depan dengan program Desa Prima itu embrio usaha itu dapat lebih berkembang. Apalagi dalam inisiasi Desa Prima diikuti dengan pelatihan dan pendampingan. Sebanyak 25 anggota Desa Prima membentuk kelompok usaha. Ada struktur pengurus maupun anggota.

Iwapi Bantul, kata Erwin, diminta Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) DIY terlibat dalam inisiasi, pelatihan hingga pendampingan. Selain manajemen dan pemasaran, Iwapi Bantul memberikan atensi pada pengemasan dan higienis produk makanan olahan tersebut.

Anggota Desa Prima Kebonagung akan mendapatk