BANTUL – Menjalin kasih terhadap sesama, diwujudkan dalam peringatan Hari Pantekosta oleh jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Patalan, Minggu (20/5).
Pantekosta merupakan peringatan turunnya roh kudus, roh Allah, yaitu roh penolong, serta roh kebenaran. Akan memperbarui dan menolong umat, menyatakan kebenaran dalam hidup ini.
“Sehingga jemaat maupun masyarakat dapat menyaksikan karya Allah bagi dunia ini, agar terwujud kehidupan damai nan sejahtera,” ungkap Pendeta GKJ Patalan Djoeniawan Santoso kepada Radar Jogja usai acara kebaktian di GKJ Patalan Minggu (20/5).
Menurut Djoeniawan dalam situasi dan kondisi kehidupan yang penuh rekayasa manusia dituntut memegang teguh kebenaran. “Masyarakat harus hidup dalam kasih yang tulus. Mampu membangun hubungan baik, ramah, agar kerukunan tetap terjalin,” kata Djoeniawan.
Kegiatan yang dikemas dengan budaya Jawa ini, sudah dilaksanakan selama tujuh tahun terakhir. “Gereja merupakan bagian dari masyarakat. Sehingga kita wujudkan kegiatan ini untuk kepentingan sesama,” jelas Ketua Majelis Pisungsung Unduh-Unduh GKJ Totok Suryo Gupito.
Seperti visi GKJ Patalan yaitu menjadi berkat bagi sesama. Maka, masing-masing jemaat membawa persembahan untuk Tuhan sebagai wujud syukur. Hal inilah yang kemudian disebut sebagai pisungsung unduh-unduh.
“Pisungsung unduh-unduh dilelang. Hasilnya dikembalikan untuk kepentingan gereja dan sesama. Istilahnya dari jemaat untuk masyarakat,” kata Totok. Ada 314 jemaat di GKJ Patalan induk dan Imogiri. Dia berharap hasilnya akan bermanfaat untuk masyarakat luas.
Selain pisungsung unduh-unduh, ada juga gunungan yang diarak dari Konsisturi GKJ Patalan menuju ke dalam area gereja. Setelah arak-arak gunungan, dilanjutkan kebaktian. Gunungan ini kemudian dibawa keluar gereja untuk diperebutkan.
“Bentuk gunungan yang mengerucut ke atas, bermakna bahwa tujuan kita hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan aneka ragam sayur yang ada di sekitarnya menggambarkan beraneka ragam karakter dan kehidupan manusia,” jelas Totok.
Artinya perbedaan tidak berarti menunjukkan masyarakat harus berpecah-belah. “Kita hanya berbeda keyakinan, tapi tujuan kita sama yaitu Tuhan Yang Maha Esa,” tegasnya.
Peringatan Hari Pantekosta tahun ini bertajuk selalu bersyukur dan murah hati. Jemaat didorong selalu mengucapkan syukur serta selalu murah hati, agar hidupnya bisa bermanfaat.
“Suasana tenang, tentram, damai dengan tetangga, hal itulah yang dituju. Kita mendemonstrasikan kasih kepada sesama kita,” tandas pria 67 tahun ini. (cr2/iwa/mg1)