JOGJA – Sebanyak 764 peserta dari tujuh universtas di Jogjakarta, yakni Universitas Atma Jaya (UAJY), UGM, STIE YKPN, UIN Sunan Kalijaga, Institut Seni Indonesia (ISI), UPN Veteran Jogjakarta, dan Universitas Sanata Dharma mengikuti seleksi calon penerima Djarum Beasiswa Plus 2018/2019.
Tes ini merupakan proses penjaringan mahasiswa berprestasi dari berbagai perguruan tinggi untuk mendapatkan beasiswa prestasi dari Djarum Foundation.
“Jogjakarta merupakan salah satu kota dengan jumlah peserta terbanyak, yakni 764 mahasiswa,’” kata Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation Laksmi Lestari, kemarin (28/6).
Mereka yang bisa mendapatkan beasiswa ini harus memiliki syarat IPK pada semester III minimal 3.00 dan aktif berorganisasi. Selanjutnya mereka harus mengikuti seleksi tertulis untuk menguji kompetensi akademik, group assigment test, dan wawancara individu.
Mereka yang terpilih, selain mendapatkan beasiswa Rp 750.000 per bulan selama satu tahun, juga mendapatkan berbagai kesempatan pelatihan untuk menyelaraskan antara pencapaian akademik (hard skils) dengan berbagai keterampilan (soft skills).
“Tujuannya agar mereka di kemudian hari menjadi pemimpin yang cakap secara intelengensia dan emosional,” jelasnya.
Manfaat beasiswa ini dirasakan betul oleh Slamet Kastoro, Beswan Djarum 2015/2016 dari Universitas UPN Veteran Jogja jurusan Teknik Pertambangan. Dia mengakui mengaplikasikan beragam soft skills yang diterima saat menjadi Beswan Djarum. Bahkan saat masih di bangku kuliah. Terlebih lagi kala itu dia menjabat sebagai Presiden Mahasiswa UPN Veteran Jogja yang membawahi 20 jurusan.
“Saya merasakan betul manfaat beasiswa ini. Baik saat masih menjadi mahasiswa, maupun saat ini ketika sudah memasuki dunia kerja,” kata pria yang kini bekerja di sebuah kontraktor batubara ini.
Upaya untuk menyelaraskan kemampuan akademik dengan soft skills ini, menurut Direktur Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr R Suharyadi MSc sangat berguna bagi mahasiswa saat ini. Mengingat mereka merupakan bibit-bibit yang kelak membawa perubahan bagi bangsa.
“Jika orientasinya untuk membangun Indonesia yang lebih baik lagi, tidak hanya berbicara tentang ilmu-ilmu yang diperoleh di kampus saja. Tetapi mereka juga perlu membentuk karakter yang memiliki daya saing, jiwa kepemimpinan yang visioner, dan wawasan kebangsaan,” tegasnya. (din/ila)