MUNGKID- Setelah pasangan M.Zaenal Arifin – Rohadi Pratoto (Zaroh) sempat unggul di perhitungan awal real count KPU Kabupaten Magelang, sang rival, Zaenal Arifin – Edi Cahyana (Padi) , pelan tapi pasti meyalip perolehan suara dalam Pilkada 2018.
Dari data rekap C1-Plano hingga pukul 17.45 Kamis (28/6), Padi meraup 329.945 suara (56,20 persen). Sedangkan Zaroh hanya membukukan 257.140 suara (43,8 persen). Itu berdasarkan perhitungan suara sah dari 2.179 tempat pemungutan suara (TPS). Sementara saat itu masih ada ribuan surat suara dari 500 TPS yang belum dihitung.
“Ini belum final. Tetapi melihat trennya, angkanya tidak bergeser banyak,” ujar komisioner KPU Kabupaten Magelang Dwi Endis Hindarmoko Kamis.
“Selisih angka ini, setidaknya bisa mengurangi kemungkinan adanya gugatan ke Mahkamah Konstitusi,” sambungnya.
Menanggapi keunggulan Padi dalam hitung cepat Form C1-Plano, Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Magelang Saryan Adi Yanto optimistis pasangan calon (paslon) yang diusung bakal menang. Saryan yakin perolehan suara akhir nantinya tak akan berubah banyak. Padi tak akan tersusul oleh Zaroh. Berdasarkan perhitungan internal PDI Perjuangan, Padi juga unggul. Paslon nomor urut 1 itu meraih 56,1 persen dan Zaroh 43,9 persen dari total suara.
“Per detik ini quick count maupun real count sudah mendekati final. Semua proses telah dilewati bersama. Kemenangan ini adalah bentuk kerja keras dan gotong royong semua pihak,” katanya.
Saryan mengajak seluruh masyarakat dan pendukung kedua paslon untuk kembali bergandengan tangan. “Pesta telah selesai, kampanye telah usai. Saatnya kita bersama-sama kembali menjaga kerukunan persaudaraan. Semua tetap saudara meski beda pandangan politik,”pintanya.
Sementara itu, Ketua Panwaslu Kota Magelang Endang Sri Rahayu menyoroti soal pelaksanaan pilkada serentak di wilayahnya. Menurutnya, banyak hak pilih warga binaan Lapas IIA Magelang yang tak tersalurkan. Khususnya bagi mereka yang berasal dari daerah pelaksana pemilihan bupati-wakil bupati. Seperti Kabupaten Magelang dan Temanggung.
“Mereka tidak bisa memilih, karena tidak ada fasilitasnya. Di Lapas hanya ada TPS untuk pemilihan gubernur (pilgub),” bebernya.
Menurut Endang, kondisi tersebut turut menjadi temuan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, yang salah seorang anggotanya mendatangi panwaslu pada H-1 pencoblosan. “Kondisi itu dianggal Komnas HAM menghilangkan hak suara pemilih,” jelasnya.
Karena sejauh ini belum ada regulasinya, lanjut Endang, masalah tersebut akan dibawa ke Komnas HAM pusat. “Mungkin ini bisa jadi catatan dan mereka bisa mengusulkan ke pusat agar dibuat aturannya,” ujar perempuan yang akrab disapa Yayuk.
Komisioner KPU Kota Magelang Singgih Hardjanto menyatakan, sejauh ini belum ada laporan terkait masalah pencoblosan, hingga penghitungan surat suara. “Tidak ada yang komplain atau memperkarakan pelanggaran yang terjadi saat pencoblosan,” klaimnya.
Disebutkan, perhitungan real count Pilgub Jawa Tengah di Kota Magelang di 220 TPS menunjukkan, paslon nomor 1 Ganjar Pranowo – Taj Yasin mendulang 42.990 suara (65,93 persen). Sedangkan pasangan Sudirman Said – Ida Fauziyah meraup 22.217 suara (34,07 persen).“Pengumuman resminya 4 Juli mendatang. Setelah dilakukan rekapitulasi tingkat kota,” tuturnya.
Kondisi hampir serupa terjadi di Kabupaten Purworejo. Di mana Sudirman – Ida kalah tipis dari Ganjar –Yasin.
Perhitungan final real count yang diunggah di laman infopemilu.kpu.go.id/pilkada2018 menyebutkan, Ganjar meraih 52,86 persen suara, sedangkan Sudirman 47,14 persen.
Hasil tersebut di luar prediksi Ketua DPC PDI Perjuangan Purworejo Luhur Pambudi Mulyono. Dalam beberapa kesempatan Luhur selalu unjuk gigi jika paslon yang diusung bakal menang sapu bersih dengan meraup 70 persen suara. Ternyata Ganjar kalah di enam kecamatan. Yakni Bayan, Banyuurip, Butuh, Ngombol, Pituruh, dan Purwodadi.
Anggota KPU Purworejo Widya Astuti mengatakan, perolehan suara secara keseluruhan di Purworejo, pasangan Ganjar – Yasin meraup 208.410 suara, sementara Sudirman – Ida 185.878. Menurut Widya, tingkat partisipasi pemilih mencapai 67,86 persen dari total pemilik hak pilih sebanyak 605.974 orang. Atau sebanyak 411.194 warga Purworejo menggunakan hak pilih. “Persentasenya, 71 persen perempuan dan 64,65 persen pemilih pria,” jelasnya.(dem/udi/yog/mg1)