JOGJA – Upaya warga kampung Mrican, Giwangan, Umbulharjo untuk menghapus imej sebagai bekas lokalisasi belum sepenuhnya berhasil. Salah satunya penyebabnya Pemkot Jogja dinilai belum serius untuk menindak praktik prostitusi ilegal yang masih ada di sana.

Bahkan pada Senin pagi lalu (2/7) seorang bocah perempuan 11 tahun di Mrican hampir menjadi korban pemerkosaan seorang pemuda dari wilayah Indonesia timur. Bocah tersebut merupakan cucu dari Ketua RW 09 Mrican Sarono yang selama ini aktif mengajak warganya untuk mendeklarasikan kampung mereka bebas prostitusi. “Pelakunya sempat lari tapi bisa ditangkap warga. Tidak kami apa-apakan dan langsung diserahkan ke polisi,” ungkapnya di sela audiensi ke Balai Kota Jogja, Rabu (4/7).

Dampaknya saat ini warga yang memiliki anak gadis merasa trauma dan ketakutan karena persitiwa tersebut. Ketakutan tersebut sama seperti beberapa tahun sebelumnya, saat masih terdapat prostitusi ilegal. Anak gadis bahkan perempuan di Mrican tidak berani keluar malam karena takut dikira pekerja seks komersial.

Diakuinya meski warga sudah mendeklarasikan kampungnya bebas prostitusi, bahkan menjadi kampung takwa. Tetapi praktik prostitusi ilegal masih terdapat di sana. Yang terakhir malam takbiran lalu warga berhasil nggropyok dua pasang yang sedang ngamar di salah satu pondokan di Mrican. Kedua pasangan tersebut diketahui berasal dari luar Mrican. “Kami serahkan ke polisi tapi alasannya tidak ada Perda. Mereka hanya disuruh membuat surat pernyataan dan dipanggilkan keluarganya,” jelas Sarono.

Dampak lainnya seperti yang diungkapkan oleh Sefina Prica Wahita. Gadis 19 tahun asli Mrican itu mengaku malu jika ditanya teman-tamannya terkait asal rumahnya. Terutama jika sudah menyebut berasal dari wilayah Mrican Giwangan. “Langsung yang diingat, yang banyak PSK nongkrong di pinggir jalan itu ya,” ujarnya sambil menangis.

Ketika pulang malam pun Sefina meminta untuk dijemput orang tuanya. Kondisi itulah yang membuatnya bersama puluhan warga Mrican lainnya mengeruduk Balai Kota Jogja untuk menagih janji Wali Kota Jogja. Hal itu karena pada 2016 lalu Haryadi Suyuti pernah menjanjikan untuk melakukan pembersihan prostitusi di Mrican. “Jangan hanya janji-janji saja. Apa kalian tega melihat masa depan anak-anak di Mrican hancur. Mana janjinya?” tegasnya masih sambil menangis.

Plt Asisten Sekretaris Kota Jogja bidang Kesejahteraan Sarjono, yang mewakili Pemkot Jogja, memohon maaf jika ada janji wali Kota Jogja yang belum terealisasi. Menurut dia hal itu merupakan kesalahan para pembantu wali kota di Pemkot Jogja. Kesempatan pertemuan dengan warga Mrican itu dipakaianya untuk mewakili wali Kota Jogja menyelesaikan persoalan di Mrican.

Langkahnya langsung meminta camat Umbulharjo mendata pondokan di sana serta memerintahkan kepala Satpol PP Kota Jogja untuk kembali mengaktifkan patroli di sana. “Minggu ini juga saya akan bentuk tim kecil terkait Mrican ini dan sowan ke bapak ibu di sana,” tegasnya. (pra/din/ong)