JOGJA – Menanamkan nilai kebudayaan dan sejarah, Dinas Kebudayaan Kota Jogja menggelar lomba penulisan cerita pendek (cerpen) sejarah. Bertema Menggali Sejarah Lokal di Kota Jogjakarta.
Lomba diikuti peserta dari berbagai latar belakang dan usia. Cerpen Parang Rusak karya Sulfiza Ariska merebut juara pertama.
Dari 54 naskah cerpen yang masuk dan dinilai kemudian diseleksi enam naskah. Keenamnya harus dipresentasikan peserta di depan juri.
Penjurian dilakukan di Cafe Cangkir 6 Bintaran. Sedangkan tim juri ahli sejarah dan sastra terdiri dari Dr Bahauddin (UGM), Dr Sardiman (UNY), Drs Zainal Fanani (Pemerhati Pendidikan), Drs Sudarmaji (Balai Dikmen Provinsi DIJ) dan Mustofa W Hasyim (DKKY Kota Jogja).
Enam cerpen tersebut, Parang Rusak karya Sulfiza Ariska, Asal-Usul Wong Kalang (Albertus Sartono), dan Surat Sejarah Tan Jin Sing (Hening Nugroho). Tiga cerpen lainnya, Raden Rangga karya Mulyantara, Rembulan Kuning di atas Plengkung Gading (Rosita Nur Anarti) dan Cunduk Ular karya Theopilus Yudi Setiawan.
Pengumuman pemenang bertempat di Dapur Uma Indonesia. Parang Rusak meraih juara pertama, disusul Cunduk Ular, dan Asal-Usul Wong Kalang. Juara pertama mendapatkan hadiah Rp 3 Juta.
Juara harapan pertama diraih Rembulan Kuning di Atas Plengkung Gading. Disusul Surat Sejarah Tan Jin Sing, dan Raden Rangga.
Sulfiza senang bisa meraih juara pertama. Dia berharap Dinas Kebudayaan Kota Jogja terus menggelar lomba cerpen sejarah.
‘’Dengan mengambil tema sejarah, masyarakat menjadi tergerak mengulik sejarah kotanya sendiri. Sudah seharusnya karya sastra diapresiasi,’’ ujar Sulfiza.
Kepala Seksi Sejarah Dinas Kebudayaan Kota Jogja Fitria Dyah Anggraeni mengatakan 10 naskah terbaik akan dikompilasikan menjadi buku. Sebagai dokumentasi dan apresiasi para peserta.
‘’Kami ingin memberi akses yang mudah dan ringan dalam memahami sejarah melalui karya sastra,” ujar Fitria. (cr5/iwa/fn)