BREBES – Warga Dukuh Karanganyar dan Dukuh Krajan, Desa Taraban, Kecamatan Paguyangan, Brebes mulai mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Karena mengeringnya sumber air bersih warga di musim kemarau ini.

Khalimi, 40, warga yang tinggal di Dukuh Karanganyar mengatakan, saat air bersih di permukiman warga mulai berkurang. Solusi sementara warga memanfaatkan aliran sungai Subah.

Sementara bagi warga Krajan yang letaknya berdampingan dengan Karanganyar, memanfaatkan sumur yang berada di Pustu, meskipun harus berjalan cukup jauh.

“Warga membuat belik (sumur kecil) dipinggiran aliran sungai Subah, hal ini dilakukan setelah air sumur di pemukiman mereka susut,” terangnya, Selasa (31/7).

Meski sejauh ini kondisi kekeringan belum mencapai puncaknya seperti yang pernah dirasakan warga sebelumnya. Tapi, dengan mulai menyusutnya sumber air yang berasal dari sumur di permukiman, maka warga tidak dapat lagi leluasa dalam menggunakan air bersih.

“Sumur di rumah cepat surut. Ketika malam tidak diambil, bisa terisi saat paginya. Tapi baru dipakai untuk keperluan konsumsi, maka sudah kembali surut lagi,” ucapnya.

Kades Taraban Imam Mahdi tidak memungkiri jika di desanya masih ada sebagian wilayah yang rawan kesulitan air bersih. Sedianya di wilayah Dukuh Krajan telah mendapat program pembangunan air bersih melalui kegiatan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI).

“Hanya hasilnya kurang maksimal, sebab debit air dari sumber air Tembelang yang digunakan terbilang kecil. Terlebih saat kondisi kemarau seperti ini,” katanya.

Sekcam Paguyangan Darto membenarkan kondisi yang terjadi di wilayah tersebut. Selain Desa Taraban, dua Desa yakni Winduaji dan Kedungoleng, juga termasuk Desa yang rawan kesulitan air bersih sepanjang musim kemarau berlangsung.

Lebih jauh dia menjelaskan, beberapa pedukuhan di dua desa yang rawan mengalami kesulitan air bersih diantaranya adalah Dukuh Cipanas dan Cigobang di Desa Kedungoleng, serta Dukuh Blandongan, Kedungwungu serta Dukuh Soka di Desa Winduaji.

“Tiga Desa ini kerap mengalami kondisi yang sama jika musim kemarau, sehingga kami pantau setiap perkembangan yang terjadi di wilayah tersebut,” terangnya. (pri/ism/jpg/ila)