BANTUL – Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (Dipertautkan) Bantul gencar melakukan pemeriksaan terhadap hewan kurban. Terutama hewan kurban yang dijual sejumlah pedagang besar. Salah satu tujuannya untuk mengantisipasi peredaran hewan kurban yang tak layak disembelih.

”Juga mewaspadai hewan kurban berpenyakit seperti cacing hati,” jelas Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dipertautkan Bantul Joko Waluyo di sela pemeriksaan hewan kurban di salah satu kandang di Dusun Ngijo, Srimulyo, Piyungan Kamis (2/8).

Ada tiga kandang besar yang disasar tim kesehatan hewan (keswan) dipertautkan kemarin. Dua kandang lainnya terletak di Desa Tirtonirmolo, Kasihan. Persisnya di Dusun Tegal Senggotan dan Dusun Jogonalan.
”Tiga kandang ini rutin diperiksa setiap tahun,” ucapnya.

Menurutnya, sasaran utama pemeriksaan adalah hewan kurban yang disuplai dari luar Bantul. Sebab, pemilik tiga kandang tersebut rutin mendatangkan sapi dari wilayah Gunungkidul. Meskipun sapi Bumi Handayani rerata sebenarnya lebih sehat dibanding dari daerah lain. Lantaran wilayah Gunungkidul bukan daerah irigasi teknis. Dengan begitu, rumput yang dikonsumsi sapi cenderung lebih aman dari keong.

”Sehingga kemungkinan berpenyakit cacing hati sangat kecil,” ujarnya.
Kondisi ini berbeda dengan Kabupaten Bantul. Joko berpendapat sapi lokal lebih berpotensi berpenyakit cacing hati. Salah satu alasannya, sapi lokal sebagian besar mengonsumsi batang padi. Di mana batang dipotong terlalu pendek, sehingga rentan dihinggapi keong. Kendati begitu, sebagian pedagang ada yang menjual sapi lokal.

”Sebagian juga ada yang mengambil dari Wonogiri,” lanjutnya.

Ketika disinggung mengenai sapi yang hidup di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Piyungan, Joko memastikan tidak ada pedagang yang menjualnya. Mereka telah hafal dengan karakter sapi yang sehari-hari mengonsumsi sampah itu. Karena itu, Joko mengimbau masyarakat agar membeli hewan kurban dari kandang yang telah diperiksa.

”Kami ingin memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat,” tegasnya.

Guna menjamin kesehatan dan higienitas daging hewan kurban, Joko menyampaikan bahwa dinasnya bakal menerjunkan sekitar seratus mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada. Dibantu 50 personel dinas, mereka bakal memantau sekitar 1.800 titik penyembelihan.

Sementara itu, Paramedis Dipertautkan Bantul Harsono memberikan ciri-ciri hewan kurban sehat. Sapi, contohnya. Di antara ciri sapi sehat adalah memiliki bulu halus, mata bersinar, dan mengunyah saat makan.

”Dan cermin hidungnya basah,” tuturnya.

Lalu, bagaimana dengan kambing dan domba? Harsono menyebut keduanya memiliki ciri-ciri serupa. Di antaranya, nafsu makannya baik, hidungnya tak berlendir keruh, dan bibir serta lidahnya tidak lecet.

”Kotorannya berbentuk butiran-butiran,” tambahnya. (ega/zam/mg1)