JOGJA – Jajanan yang sehat dikonsumsi untuk anak-anak mestinya makanan yang aman dan bergizi. Ahli Gizi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr Lily Arsanti STP MP menjelaskan, untuk mengetahui makanan tersebut aman atau tidak memang tak dapat dilihat langsung melalui visual.
Namun bisa diperkirakan dari kenampakan makanannya. Mulai dari warnanya mencolok atau tidak hingga rasanya terasa normal atau tidak wajar. Jika warnanya mencolok, bisa jadi makanan tersebut mengandung pewarna yang berbahaya, sehingga dikategorikan tidak aman. Namun jika jelas terdeteksi jamur di permukaan makanan misalnya roti, maka harus dihindari.
”Kalau rasa makanannya berubah dari biasanya, mungkin telah mengalami kerusakan mikrobiologis akibat aktivitas mikrobia pada makanan,” jelasnya.
Kedua, Lily mengatakan, jajanan yang bergizi harus dapat memberikan kontribusi pada pemenuhan kebutuhan zat gizi anak. Setidaknya 10-15 persen dari kebutuhan kalori per hari.
”Kalorinya jangan terlalu tinggi juga, karena dapat menyebabkan obesitas,” tambahnya.
Sementara itu, banyaknya jajanan anak yang dikemas dengan plastik, menurut Lily, tidak berpengaruh pada kandungan zat gizinya. Yang perlu diperhatikan, bagaimana cara pedagang menggunakan plastik untuk mengemas makanannya. Misalnya untuk jajanan yang masih panas, perlu menggunakan plastik khusus yang didesain tahan panas.
“Penggunaan plastik yang tidak tepat seperti kresek atau styrofoam untuk makanan panas dapat menyebabkan migrasi senyawa plastik ke dalam makanan, jika dikonsumsi dalam jangka panjang bisa menimbulkan penyakit pada anak,” paparnya.
Pedagang akan selalu mencari cara untuk menarik anak-anak agar membeli jajanannya. Disarankan, pedagang mengolah sendiri makanan yang dia jual. Menurut Lily, dengan cara seperti itu dapat mendatangkan keuntungan yang besar daripada kulakan makanan yang belum tentu dijamin keamanannya.
Dia menambahkan, para pedagang makanan di kantin sekolah maupun pemilik warung perlu diberi penyuluhan atau sosialisaai tentang mengolah jajanan yang aman, sehat, dan bergizi.
Soal harga, dosen Jurusan Ilmu Gizi UGM ini mengatakan jajanan yang murah belum tentu membahayakan, tergantung bahan baku dan proses pembuatannya. (tif/ila)