Perkembangan hunian di Daerah Istimewa Jogjakarta mulai bergeser ke sebelah barat. Hal itu,salah satunya, imbas dari makin mahalnya harga tanah di sekitar Jogjakarta.

Realitas tersebut membuat pengembang melebarkan pandangan ketika hendak membangun kompleks hunian. Pengembang mulai melirik untuk berinvestasi di wilayah barat Jogjakarta.

Salah satu pengembang yang menggarap lokasi hunian di sebelah barat Jogjakarta adalah PT Merapi Arsita Graha (MAG). Mereka telah memiliki tiga lokasi di barat Kota Jogja. Dua lokasi di Jalan Wates dan satu lokasi di Jalan Godean.

Menurut Marketing PT MAG Darmawan, perkembangan ekonomi di sisi barat sudah sangat pesat. Dia mencontohkan, di sepanjang Jalan Wates dan Jalan Godean telah berjajar banyak bangunan. Bangunan itu bukan hanya perumahan. Ada banyak pula bangunan perkantoran yang berdiri.
Selain itu, Jalan Wates dan Jalan Godean merupakan salah satu jalan raya yang menjadi gerbang masuk ke Kota Jogja. Hal tersebut membuat mulai banyak developer yang berinvestasi di kawasan tersebut.

“Akses ke tempat vital tentu jualan utamanya,” bebernya, Selasa (14/8).
Darmawan menyebutkan dua lokasi hunian yang dibangun perusahaannya terletak di Jalan Wates Km 9 dan Jalan Godean Km 4. Kedua hunian itu menjadi primadona.

Peminatnya tinggi. Peminat terutama berasal dari luar kota (provinsi). Meski demikian, berdasar data penjualan yang dimilikinya, peminat yang tinggal di DIJ juga tinggi.
“Dari 50 persen yang identitasnya Jogja, kebanyakan domisili luar kota,” bebernya.

Selain itu, pembangunan bandara internasional yakni New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang berada di Kulonprogo menjadi salah satu alasan. Keberadaan bandara tersebut dinilai sebagai faktor untuk memicu pertumbuhan ekonomi di bagian barat Jogjakarta.

Darmawan mengatakan, saat ini banyak unit hunian yang ditawarkan sudah terjual. Rata-rata konsumen memilih untuk mengajukan kredit perumahan di atas sepuluh tahun. Bahkan, ada pembeli yang memilih kredit sampai 15 tahun.
“Memang rata-rata 15 tahun. Ada juga yang KPR (kredit kepemilikanrumah) hingga 20 tahun. Tergantung bank penyedia,” bebernya.

Menurutnya, pilihan KPR dengan jangan panjang adalah wajar. Konsumen tentu ingin ringan dalam pembayaran angsuran per bulan. (har/amd/mg1)