Permukiman yang bersih adalah dambaan setiap keluarga. Pemerintah memiliki kewajiban untuk mewujudkan permukiman yang lingkungannya bersih dan bebas sampah.
Pemerintah Kabupaten Sleman serius menciptakan permikiman yang bersih. Pemkab fokus menangani sampah di permukiman.
Keseriusan tersebut tecermin dari lanhkah Pemkab Sleman yang segera merampungkan masterplan (rencana induk) pengelolaan sampah dan menentukan alternatif lokasi pengelolaan sampah. Itu setelah rencana pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Akhir (TPSA) Madurejo mendapat penolakan dari warga di sekitar lokasi pengelolaan sampah tersebut.
Kepala Seksi Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman Suryantana mengatakan, pemkab akan segera merampungkan masterplan pengelolaan sampah pada September ini. Padahal, sebenarnya target untuk merampungkan masterplan ini pada Agustus lalu.
Dia menyatakan, masih banyak hal yang harus dibahas terkait pengelolaan sampah. “Kami juga masih harus menyinkronkan data jumlah Kelompok Pengelola Sampah Mandiri (KPSM) di Sleman,” kata Suryantana beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, dia mengatakan, pembangunan TPST Madurejo akan sangat berat. Oleh karenanya, di dalam masterplan akan diatur pengelolaan sampah berbasis wilayah. “Wacananya akan dibangun TPST di Sleman bagian barat dan timur,” ujarnya.
Untuk lokasi, kata dia, masih menunggu. Sebab, masih perlu dilakukan survei lokasi lebih lanjut.
Selain itu, perlu ada persetujuan dari warga yang tinggal di sekitar lokasi TPST. “Harapannya jika TPST di Sleman barat dan timur ini jadi maka tidak akan memberatkan kerja TPSA Piyungan,” tuturnya.
Pembagian wilayah ini, tegas Suryantana, dilakukan mengingat wilayah Sleman yang luas. Operasional UPT Pelayanan Persampahan saat ini juga telah menjangkau daerah pinggiran seperti Cangkringan. “Sehingga dengan pembagian dua wilayah ini jadi tidak terlalu memberatkan UPT,” tambahnya.
Luas TPST yang akan dibangun tidak berhektare-hektare. Pertimbangannya adalah hasil akhir dari TPST diharapkan nihil. Artinya, tidak akan ada sampah yang lantas dibuang ke TPSA Piyungan.
“Luasnya diatur di masterplan. Mungkin hanya sekitar lima ribu meter persegi. Tidak besar karena nanti basisnya teknologi,” katanya.
Kepala Bidang Kebersihan dan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau DLH Sleman Junaidi menjelaskan, ke depan pengelolaan sampah Sleman berbasis teknologi. “Kami juga akan membuat TPS 3R (reuse, reduce, dan recycle), bank sampah, dan tentu saja TPST,” kata Junaidi.
Idealnya, kata Junaidi, satu TPST dapat mengkover beberapa wilayah. Sedangkan untuk TPS 3R seharusnya ada di setiap desa.
“Kalau saat ini kami baru punya 18 TPS 3R,” kata dia.
Sistem pengolahan sampah di TPST di Sleman nantinya berdasarkan teknologi. Sampah yang bisa didaur ulang bakal dipisah. Sampah yang bisa dijual pun dipisah. Sampah lainnya bisa dimanfaatkan untuk campuran bahan bangunan. “Nanti residu yang tidak bisa dimanfaatkan lagi akan diolah dengan compactor yang ramah lingkungan,” bebernya.
Lebih lanjut, Junaidi menyargetkan tahun 2019 TPST Tambakboyo dapat beroperasi secara maksimal. Sebab, untuk tahun ini fungsi TPST Tambakboyo hanya sekadar berfungsi seperti depo.
“Itu kan yang milah juga masih pemulung. Untuk 2019 akan kami usahakan maksimal dan yang bisa dikompos, akan dijadikan kompos,” lanjutnya.
Ditemui gterpisah, petugas pengawas Selokan Mataram II Sriyana mengaku prihatin dengan perilaku masyarakat yang masih sering membuang sampah di Selokan Mataram. “Kalau masalah sampah, untuk di hilir seperti Selokan Mataram II ini nggak ada habisnya,” keluhnya.
Kendati demikan, dia terus berupaya menjaga agar sepanjang Selokan Mataram bebas dari sampah. “Dari perugas, setiap hari kami sudah menerapkan sistem penanggulangan sampah. Bahkan, bisa hingga 2-3 kali seminggu lebih keras karena kondisi lapangan,” ujarnya.
Duia juga mengaju sudah berulang kali menegur masyarakat yang kedapatan membuang sampah ke selokan. Selain itu, papan larangan membuang sampah di selokan sudah ditambah dan dipasang di sejumlah titik. “Hanya saja untuk denda bagi pembuang sampah belum ada,” tandasnya. (har/amd/fn)