SLEMAN – Halaman kantor media Jawa Pos Radar Jogja dipenuhi ratusan siswa perwakilan dari tim basket, dance, dan jurnalis yang akan berlaga di Honda DBL D.I Jogjakarta Series 2018, Minggu (9/9).
Penuh semangat para peserta hadir mulai pukul 07.30 hingga 13.00. Selain membawa berbagai berkas kelengkapan, para tim basket juga berfoto bersama dan mendengarkan talkshow dari dua atlet club basket professional dari Bima Perkasa Jogja.
Pagi itu, Small Forward dan Shooting Guard Bima Perkasa Jogja, Yanuar Dwi Priasmoro dan Alan Asyadi berbagi pengalama mereka selama malang melintang di dunia basket.
Ke duanya banyak bercerita tentang awal mula dipertemukan dengan basket dan apa saja keuntungan menjadi seorang pemain basket.
“Saya ini dari desa, dulu nggak tahu basket. Tapi dasarnya semua olahraga suka. Lalu mulai dari SMP diajak oleh guru olahraga menjajal basket. Memang dari dulu saya punya postur cukup tinggi. Awalnya ya sudahlah melok-melok ae. Tapi lama kelamaan jadi cinta,” cerita Yanuar.
Kecintaannya dengan basket mulai tumbuh ketika dia melihat salah satu event basket yang digelar di Blitar, kota kelahirannya. Saat itu, Yanuar terbelalak melihat besarnya animo para penonton basket. Dia lantas menjadi makin serius berlatih.
“Saat melihat bahwa animo para penonton basket itu besar, saya makin tertarik serius dan menekuni basket. Yang nonton banyak, cantik-cantik pula. Keren saja rasanya jadi pemain basket, pikir saya saat itu,” ujar Yanuar sambil tertawa.
Alan Asyadi juga berbagi tentang keuntungannya bermain basket. Sejak awal menekuni dunia basket, Alan hanya ingin dapat bisa mengurangi beban orang tuanya. Alhasil semua itu tercapai hingga saat ini.
“Main basket awalnya cuma hobi. Lambat laun saya mulai menentukan target. Tentu yang utama adalah bisa meringankan beban orang tua. Berkat hasil kerja keras, akhirnya bisa dapat sekolah gratis mulai di bangku SMA hingga Kuliah,” tutur Alan.
Keduanya berpesan pada para peserta Honda DBL D.I Jogjakarta Series 2018 untuk menekuni hobi dengan serius. Sebab hobi itu bisa menuntun ke jalan hidup yang lebih baik. Seperti membawa keuntungan dari segi finansial, maupun keuntungan dengan memiliki banyak teman.
“Sekarang kalau anak suka basket enak, sudah ada wadah yang bagus seperti DBL. Jadi jangan setengah-setengah. Kalau sudah basah nyemplung saja sekalian. Toh kalian hobi. Kalau hobi itu pasti seneng kok ngejalaninnya,” pesan Alan.
Yanuar juga mengatakan bahwa dengan adanya DBL, berbagai sekolah di Indonesia sudah memberikan dukungan dengan baik. Utamanya dari segi finansial. Tidak harus seperti dirinya dan satu timnya dulu yang harus mencari dana untuk mengikuti sebuah turnamen.
“Sudah begitu mudah sekarang kalau mau main basket. Tinggal niatannya untuk latihan. Kalau saya dulu, habis latihan, sorenya kami cari dana ke berbagai tempat untuk dapat ikut turnamen, bayangkan kesulitannya seperti apa,” jelasnya.
Jadi, lanjutnya,sekarang kalian hanya cukup fokus, tentukan goals, dan tentu menambah waktu latihan sendiri. “Kejar mimpi-mimpi kalian dengan basket,” motivasi Yanuar.
Honda DBL D.I Jogjakarta Series 2018 akan segera digelar 5-20 Oktober mendatang di Gor UNY. Ada 32 sekolah yang berpartisipasi tahun ini. Segera kepoin berbagai infonya di Instagram @Dbljogja. (ata/ila)