SLEMAN – Dikenalkan oleh sang ayah sejak SMP, membuat Judith Catherina tidak asing dengan dunia politik. Persinggungan dengan beberapa partai juga menjadi pengalaman tersendiri bagi perempuan 22 tahun itu. Sehingga, ketika lulus kuliah dan ada kesempatan terjun menjadi calon legislatif, tidak disia-siakan oleh perempuan kelahiran 14 September 1996 itu.
Keket, sapaannya, memberanikan diri maju sebagai caleg DPR RI dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk daerah pemilihan DIJ. Lahir di Gunungkidul dan sempat menempuh pendidikan sekolah menengah di Jogjakarta membuatnya sedikit banyak mengenal daerah pemilihannya itu.
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Trisakti Jakarta yang saat ini menekuni profesi Asisten advokat di YLBH Duta Keadilan Indonesia itu optimistis bisa menggaet suara untuk melenggang ke Senayan.
“Saya tidak terbebani. Politik bagi saya seni dan tantangan bagi anak muda,” katanya kepada Radar Jogja, kemarin.
Sebagai sasaran target pemilihnya, dia fokus ke tiga kabupaten di DIJ yaitu Gunungkidul, Bantul, dan Kulonprogo. Dia mengaku sudah melakukan observasi untuk mengetahui permasalahan dan program yang dapat dikerjakan sehingga bisa meyakinkan pemilih.
“Gunungkidul masih banyak yang perlu ditingkatkan, seperti kesejahteraan, infrastruktur, dan yang utama adalah kekeringan,” sebutnya.
Selain itu, masalah upah dan pendapatan masyarakat juga ikut menjadi perhatiannya. Dengan harga rumah dan tanah yang mahal, sementara upah minimum provinsi yang paling rendah se-Indonesia, baginya itu akan menjadikan masalah tersendiri. Yaitu, warga asli Jogjakarta yang semakin terpinggirkan dan lahan atau perumahan di kota akan banyak dimiliki warga luar DIJ.
“Karena itu perlu ada upaya menangani kondisi seperti ini,” tuturnya.
Karena itu, salah satu upayanya adalah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Di antaranya dengan ekonomi kreatif. Produk kerajinan dan makanan di Jogjakarta bisa dimaksimalkan pemasarannya dengan pengemasan yang lebih menarik serta sentuhan inovasi.
“Petani salak misalnya. Selain dijual seperti biasa, bisa diolah sebagai keripik, sale atau manisan. Sementara biji dan kulitnya bisa dijadikan kerajinan atau hiasan,” bebernya. (riz/ila)