JOGJA – Penyebab kematian Agnesia Cantika Pranadewi masih misterius. Meski bocah perempuan asal Dusun Jatimulyo, Kricak, Tegalrejo, Kota Jogja, itu ditemukan tewas di Sungai Winongo dengan luka di beberapa bagian tubuhnya. Hingga kemarin (1/10) kepolisian masih menunggu hasil otopsi jenazah bocah kelas V SD Tegalrejo itu.

Kapolsek Tegalrejo Kompol Ardiansyah mengaku tidak mudah menyelidiki penyebab kematian korban. Apalagi, alat bukti sangat minim. Mulai saksi hingga barang bukti. Saksi, misalnya.

Kepolisian hanya dapat mengorek keterangan dari orang yang kali pertama mengetahui jenazah Agnesia di sungai. Alat bukti sementara lainnya adalah pakaian korban.

”Itulah mengapa kami melakukan otopsi untuk pemeriksaan lebih mendalam,” jelasnya di Mapolsek Tegalrejo.

Dari informasi yang diperoleh, Agnesia ditemukan tewas sekitar pukul 14.30 Minggu (30/9). Saat itu tiga anak kecil melihat ada benda seperti boneka di Sungai Winongo.

Ketiga bocah itu kemudian melapor ke warga setempat bernama Sutinah. Setelah dilihat dari dekat, benda yang semula dikira boneka itu ternyata mayat.

Saat ditemukan, kondisinya mengenaskan. Ada darah mengalir dari hidung dan telinga korban. Bibir korban juga ada luka memar. Juga setengah telanjang. Tanpa menggunakan pakaian dalam.

Menurutnya, kepolisian belum dapat meminta keterangan dari keluarga. Keluarga masih berduka. ”Tapi penyelidikan masih terus berlanjut,” tegasnya.

Meski dengan alat bukti pas-pasan, kata Ardiansyah, kepolisian mulai melakukan penyempitan fokus penyelidikan. Bekalnya sandal korban. Dari hasil olah TKP, sandal korban ditemukan tak jauh dari lokasi penemuan. Diduga korban sempat bermain atau melintas di kawasan itu.

”Jika memang kriminal murni akan kami kejar pelakunya, tapi ini juga masih menunggu (surat resmi otopsi),” katanya.

Satinah, 58, seorang saksi mata menuturkan, tidak mendengar suara teriakan atau gerak-gerik mencurigakan sebelum melihat korban tewas di sungai. Kendati begitu, tetangga korban ini merasa ada sesuatu yang janggal.

”Kepleset tapi kok telanjang setengah badan. Sungai juga tidak sedang banjir,” kata Satinah menyebut bahwa korban sering ditinggal kerja malam oleh ibunya. (dwi/cr5/zam)