ELELIM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Yalimo, Provinsi Papua, melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Yalimo menggelar pelatihan tentang manajemen yang diperuntukkan bagi para pedagang (pemilik) kios. Untuk tahap awal, kegiatan yang hanya diperuntukkan bagi pedagang kios masyarakat Asli Orang Papua (OAP) ini, diikuti oleh 10 orang.
Pelatihan dibuka dan ditutup oleh Sekda Yalimo, Dr.Drs. Gasper Liauw, M.Si. Usai kegiatan, Gasper, panggilan akrab Sekda Yalimo mengatakan, pelatihan ini dalam rangka pemberdayaan orang asli Papua yang berprofesi atau menekuni bisnis kios. “Ini sebagai pilot project, terdapat 10 orang pedagang kios masyarakat Orang Asli Papua yang kami beri pelatihan manajemen berjualan,” kata Gasper.
Dalam kesempatan pelatihan, mereka diajari dan diberi wawasan cara berjualan atau berdagang yang baik, mulai dari cara mengatur keuangan kios, cara berjulan sistem kios, cara menstok barang dagangan, cara melayani pembeli, dan lain sebagainya.
Menurut Sekda, pelatihan bagi para pemilik usaha kios ini penting. Karena usaha kios bukan saja sebagai aktivitas ekonomi, juga merupakan fenomena sosial. “Karena kita akan bertemu dengan individu atau kelompok masyarakat sebagai pembeli dan pedagang kios sebagai penjual,” ungkapnya.
Dijelaskan, dalam kaitan dengan karakteristik masyarakat yang memiliki kecenderungan pada dinamika sosial budaya, tentunya dapat menghambat pedagang kios asli Papua sebagai wirausaha yang sukses. “Karena yang datang belanja itu, ada om (Paman), tante, kaka (Kakak), ade (Adik), tete (Kakek), nene (Nenek) dan anggota keluarga lainnya. Dengan begitu, jika saat belanja bawa uangnya kurang, karena aspek sosialnya, sehingga barang jajan diberikan saja nanti sisa menyusul. Padahal pada akhirnya tak dibayar juga,” jelasnya.
Karena itu lah, para pedagang kios tersebut dilatih manajemen kios yang benar. Sehingga beberapa faktor penghambat kemajuan usaha tersebut, bisa diatasi. “Harapan kami, dari 10 orang yang dilatih tersebut, akan berhasil minimal 1 orang. Sehingga dia akan mentransfer kemampuannya (transfer abilitynya) kepada orang Papua yang lain,” tuturnya.
Bahkan Gasper berkelakar, bahwa ketika perang dunia kedua antara Amerika dan Jepang, Amerika hampir kalah dan Amerika membom Hiroshima dan Nagasaki. “Artinya Hiroshima hancur, karena bom. Dan jangan sampai kios-kios milik orang asli Papua di Yalimo ini juga hancur karena bon. Maknanya jangan ada yang bon sekalipun itu keluarganya,” ungkap Gasper.
Di akhir pelatihan, 10 pedagang kios asli orang Papua tersebut diberi bantuan modal usaha. Dengan bantuan modal tersebut, diharapkan menjadi pendorong untuk memperbesar kios mereka. (jko/mg3)