SLEMAN – Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DIJ memberikan 1.000 buku dengan 500 judul ke perpustakaan desa. Harapanya bisa menambah minat baca masyarakat di pedesaan.

Kepala BPAD Monika Nurlastiyani menjelaskan tidak semua perpustakaan desa yang ada DIJ berkategori baik. Karena tidak semua perpustakaan desa di DIJ ramai dikunjungi oleh masyarakat setempat. “Berawal dari melihat dulu, nanti lama-lama masyarakat akan mulai membaca buku yang ada di perpustakaa,” kata Monika saat ditemui di Balai Desa Ambarketawang, Gamping, Rabu (21/11).

Dengan adanya perpustakaan di setiap desa, tambah Monika, masyarakat diharapkan untuk menggunakan perpustakaan dalam setiap acara yang ada.

Upaya menumbuhkan minat baca masyarakat selalu diupayakan oleh pihak BPAD DIJ. Salah satunya, BPAD telah menyediakan layanan pojok baca yang berada di beberapa Rumah Sakit di DIJ, kantor layanan masyarakat, serta pembinaan bagi aparat desa maupun daerah untuk mengembangkan Perpustakaan Desa.

Kepala Urusan Tata Usaha dan Umum Ika Anisa mengaku perpustakaan Desa di Ambarketawang tidak aktif selama satu tahun. Perpindahan ruang perpustakaan karena tertbentur oleh pemakaian ruang dari pihak Kecamatan Gamping, membuat kegiatan yang ada di perpustakaan berhenti.

Selain itu, belum adanya sumber daya manusia untukmengelola perpustakaan, membuat perpustakaan masih pasif. Pada 2019, perpustakaan desa Ambarketawang akan mulai diaktifkan. Untuk mengajak masyarakat mengenal perpustakaan desa, pihaknya akan menjemput bola dengan mendatangi sekolah maupun posyandu di masyarakat dengan membawa buku yang ada. “Mungkin di awal pembukaan nanti buka dari pagi untuk pelayanan peminjaman di Balai desa selama tiga bulan. Baru nantinya menjemput bola saat system sudah berjalan” jelas Ika.

Hanya saja Ika mengeluhkan jumlah bacaan bagi anak-anak yang masih tergolong rendah. Jumlah koleksi buku di perpustakaan Ambarketawang yang mencapai 1.000 buah, hanya didominasi oleh buku pengetahuan umum dan buku soal latihan ujian. (cr7/pra/by/mg3)