GARAM beryodium menjadi zat penting bagi ibu hamil. Kekurangan yodium bisa menyebabkan kelainan hormon gondok (tiroid). Bagi perempuan hamil, kelainan ini bisa menjadi penyebab bayi lahir menjadi sosok yang mudah lelah, lambat merespons, cacat fisik, hingga keterbelakangan mental.

Mengonsumsi garam beryodium merupakan tindakan paling murah dan mudah guna mencegah terjadinya kekurangan yodium. Yodium masuk melalui makanan dan minuman.

Yodium merupakan sejenis mineral yang terdapat di alam. Dari dalam tanah maupun air. Berupa zat gizi mikro yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Apabila makanan dan air yang dikonsumsi kurang mengandung yodium, kelenjar tiroid akan bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan hormon tiroksin tubuh. Akibatnya dalam jangka lama akan terjadi pembesaran kelenjar tersebut. Kita kenal sebagai penyakit gondok.

Ibu hamil dianjurkan mendapat asupan yodium 200 mikrogram per hari selama kehamilan. Ini sebagaimana anjuran Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO).

Kawasan pegunungan biasanya endemis kekurangan yodium. Karena kondisi wilayahnya rendah yodium. Seseorang yang mengalami kekurangan yodium bisa mengalami kelainan hipotiroid. Penyebab hipotiroid meliputi: kekurangan yodium berat, penyakit autoimun, atau kehilangan jaringan tiroid.

Sedangkan penyebab sekundernya, antara lain: akibat penyinaran radiasi atau operasi kelenjar tiroid yang dilakukan sebagai pengobatan hipertiroid. Juga kelainan congenital. Kelenjar tiroid tidak berfungsi secara normal sejak lahir. Serta efek samping mengonsumsi obat-obatan seperti lithium yang sering digunakan untuk terapi gangguan mood.

Pada kondisi hipotiroid akibat autoimun, tubuh menyerang kelenjar tiroid karena menganggapnya sebagai sel asing.

Gejala yang timbul pada kasus hipotiroid, di antaranya: mudah lelah, mengantuk, kedinginan, berat badan cenderung bertambah walau pola makan wajar dan olah raga secara teratur, depresi, konstipasi, nyeri otot dan sendi, penurunan libido, serta gangguan menstruasi. Tanda-tanda fisiknya: terkesan cuek, kulit kering bersisik, denyut nadi lambat, geraknya lamban, serta rambut, kuku menipis dan rapuh.

Gejala-gejala tersebut seringkali tidak diperhatikan seseorang. Sehingga luput dari diagnosis. Jika gejala yang timbul tidak segera diketahui, kualitas hidup penderita pun akan menurun.

Diagnosis disfungsi tiroid perlu dilakukan sejak dini. Dengan melakukan pemeriksaan fisik. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pembesaran di daerah leher. Tes darah, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan USG, dan scan-tiroid juga penting. Demikian pula pengukuran kadar TSH, Free T3, dan free T4 dalam darah selama kehamilan.

Setiap ibu hamil sebaiknya memeriksakan diri secara rutin kepada dokter ahli kandungan. Lebih baik lagi jika pemeriksaan dilakukan di fasilitas kesehatan dengan pelayanan lengkap. Sehingga kemungkinan terjadinya penyakit gondok atau tiroid pada kehamilan dapat segera diketahui. Dan ditangani.

Skrining bagi ibu hamil bisa menjadi salah satu upaya menurunkan risiko disfungsi tiroid. Beberapa pendapat menyatakan, ibu hamil penting melakukan pengecekan kadar TSH pada masa sebelum kehamilan. Atau segera saat kehamilan diketahui. Terutama pada perempuan dengan risiko tinggi menderita gondok. Atau yang memiliki riwayat pengobatan tiroid. Termasuk riwayat keluarganya positif tiroid atau gondok.

Kelebihan hormon tiroid (hipertiroid) juga harus dihindari oleh ibu hamil. Kehamilan dengan hipertiroid atau hipotiroid yang tidak terkontrol bisa menyebabkan anemia, kelemahan otot, perdarahan setelah melahirkan, preeclampsia (keracunan kehamilan), serta kejang. Yang paling ditakuti adalah terjadi thyroid storm atau badai tiroid saat proses persalinan.

Badai tiroid ditandai dengan meningkatnya kadar hormon tiroid secara tajam. Akibatnya, denyut jantung ibu naik, kejang, lalu akan terjadi henti jantung. Sehingga terjadi kematian saat proses persalinan.

Sedangkan pada bayi yang dikandung, kadar hipertiroid tinggi dan tak terkontrol akan menyebabkan peningkatan denyut jantung, bayi kecil usia kehamilan, prematur, janin meninggal di dalam kandungan, serta keterbelakangan mental atau idiot. Kecacatan fisik juga mungkin bisa terjadi.

Adapun kelenjar gondok terletak pada leher bagian depan. Tepatnya di bagian bawah antara jakun dan tulang dada bagian atas. Dalam keadaan normal, organ berbentuk menyerupai kupu-kupu ini tidak tampak. Tak terasa diraba. Namun, organ ini bisa membesar dan mudah diraba, sehingga benjolan bisa tampak di bawah atau samping jakun.

Kelenjar ini menghasilkan hormon tiroksin dari bahan baku yodium, yang bermanfaat untuk metabolisme, pertumbuhan tubuh, mengatur suhu tubuh, memengaruhi pergerakan usus, denyut jantung, kekuatan otot, metabolisme lemak. Kelenjar gondok juga menghasilkan karbohidrat dan protein. Serta berfungsi memacu perkembangan dan pematangan sistem saraf.
Selain tiroksin, kelenjar gondok juga menghasilkan triiodotironin yang sangat diperlukan untuk kehidupan. (*/yog/fj/mg3)