Socioentrepreneur merupakan salah satu bagian dari pelatihan keterampilan bagi pemuda yang diberikan Balai Pemuda dan Olahraga (BPO) DIY. Karena itu, BPO memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para pemuda di DIY mengikuti kegiatan tersebut.
“Pelatihan socioentrepreneur merupakan upaya BPO memfasilitasi anak-anak menjadi wirausaha,” ungkap Suhardi dari BPO Disdikpora DIY saat Pelatihan Socioentrepreneur di Balai RW 18 Brontokusuman, Mergangsan, Yogyakarta pada (30/11).
Pelatihan wirausaha yang didorong BP dengan memanfaatkan sarana teknologi informasi dan komunikasi. Satu di antaranya dengan membedah peluang bisnis online. “Bisnis online menjadi peluang di era digital ini,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Suhardi juga menyinggung soal tugas dan fungsi BPO sebagai unit pelaksana teknis (UPT) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY. Instansi yang dipimpin Edy Wahyudi itu menangani kegiatan pemuda dan olahraga.
Suhardi menerangkan, beberapa kegiatan kepemudaan. Di antaranya, pelatihan pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) DIY, pelatihan keterampilan bagi pemuda dan pembinaan inovasi bisnis. Lalu lomba inovasi bisnis, jambore pemuda DIY, bakti sosial pemuda DIY dan pelatihan pemuda relawan tanggap bencana.
Adapun kegiatan keolahragaan meliputi pembinaan atlet berbakat, pusat pendidikan dan latihan pelajar (PPLP), Tri Lomba Juang dan Pekan Olahraga Pelajar DIY. Khusus kegiatan di bidang kepemudaan, Suhardi berharap masyarakat bisa mengakses semua kegiatan tersebut.
Pelatihan Socioentrepreneur itu juga mengundang narasumber Anggota Komisi D DPRD DIY Yoserizal dan pelaku bisnis kuliner angkringan Nur Oruza.
Yoserizal mengapresiasi pelatihan yang diinisiasi BPO tersebut. Politikus berlatar belakang pengusaha itu mengajak peserta tidak ragu-ragu mengawali usaha. Lewat pelatihan Socioentrepreneur diharapkan menginspirasi anak muda. Khususnya inspirasi menjadi wirausaha. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah mendorong lahirnya anak-anak muda yang bersedia membuka usaha secara mandiri.
“Peluang usaha itu terbuka luas. Tinggal punya niat atau tidak,” kata politikus yang punya usaha warung masakan Padang ini. Yose juga ingin masyarakat selalu proaktif. merespons program dan kegiatan yang digulirkan Pemda DIY. Terutama kegiatan pemberdayaan warga. Fasilitasi pemerintah itu seperti pelatihan Socioentrepreneur. “Tujuan dari pelatihan ini adalah merangsang minat anak muda menjadi pengusaha.
Sedangkan Nur Oruza mengatakan, bisnis kuliner memiliki potensi dan pasar yang luas. Bahkan pasar itu tidak menyempit tapi makin meluas. Termasuk bisnis kuliner. Terbukti orang yang membuka usaha angkringan selalu laku. (kus/fn)