SLEMAN – Sabo dam atau kantong lahar di sungai yang berhulu di Merapi fungsinya amat vital. Sabo dam ini merupakan bendungan yang difungsikan sebagai pengendali material vulkanik yang terbawa saat bajir lahar dingin.
Di Sleman, ada beberapa sungai yang berhulu di Merapi. Ada Kali Gendol, Boyong dan Kali Kuning. Setiap Merapi mengalami erupsi, kali tersebut menjadi langganan banjir lahar dingin. Terutama Kali Gendol.
Perlu pengecekan untuk melihat kondisi terkini dari sabo dam yang ada. Dari pantauan Radar Jogja Jumat (7/12), beberapa sabo dam di Cangkringan bisa berfungsi dan digunakan sebagai akses penyeberangan masyarakat.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS-SO) Tri Bayu Aji mengatakan sejauh ini sabo dam di Merapi dalam kondisi baik dan siap untuk mengantisipasi ancaman lahar dingin. “Kondisinya sudah siap, sesuai dengan spesifikasi teknik yang ada,” kata Tri Bayu.
Diakuinya, setiap sabo dam memiliki daya tampungnya masing-masing. Jika material vulkanik yang terlontar dari Merapi sebanyak erupsi 2010 maka dipastikan sabo dam itu tidak dapat menampung semua material vulkanik.
“Namun, paling tidak, ketika lahar dingin, bisa menghambat aliran lahar tidak sampai ke kota Jogja,” ujarnya.
Saat ini, sabo dam yang dibangun BBWS-SO hampir menyentuh angka sekitar 300 sabo dam. Tersebar di berbagai daerah. “Kali Woro, Gendol, Boyong, Code, dan di Magelang juga ada,” ungkapnya.
Pembangunan sabo dam telah dimulai sejak 1980. Merupakan hasil kerja sama dengan pemerintah Jepang. “Sabo dam ini akan ditambah dengan melihat kondisi yang ada,” ujarnya.
Pihaknya juga telah menyelesaikan pembangunan sabo dam di Kali Woro. Hal itu disebabkan sebelum adanya guguran lava, mulut kubah lava menghadap ke tenggara yang artinya mengarah ke Klaten.
Oleh karenanya pihaknya mengebut pengerjaan sabo dam di Kali Woro sebagai antisipasi jika letusan mengarah ke Kali Woro. “Kami bereskan sabo dam yang ada di Kali Woro. Sekarang sudah selesai,” ungkapnya.
Kepala Desa Kepuharjo, Heri Suprapto menyebut erupsi 2010 mengakibatkan dam yang difungsikan sebagai kantong lahar dan penghalang aliran lahar panas, jebol. Pada erupsi 2010, dinding kawah Merapi bagian selatan jebol mengakibatkan letusan Merapi mengarah ke Gendol.
Dam yang sejatinya digunakan sebagai pengendali material vulkanik tidak mampu menahan material jutaan kubik. Akibatnya banyak dam jebol.
Di Gendol, ada 14 dam. Itu baru di Kecamatan Cangkringan. Lokasi dam ada di Kaliadem, Kopeng, Batur, Manggong, Ngancar, Banjarsari, Bakalan, Bronggang Suruh, Jetis, dan Brongkol.
“Namun dari 14 itu, baru 10 dam yang Nampak. Dari Kaliadem hingga Kopeng ada empat dam yang masih terkubur material,” katanya. (har/iwa/fn)