BANTUL – Bupati Bantul Suharsono geram akibat kerusuhan yang terjadi di Stadion Sultan Agung (SSA) Selasa (11/12). Menurutnya ini bukan kali pertama kerusuhan yang dilakukan oleh pendukung PSIM. “Waktu tanding dengan PSS juga kan (rusuh),” katanya Rabu (12/12).
Suharsono menegaskan jika PSIM tidak jera dengan sanksi yang telah diberikan sebelumnya. Ada kemungkinan PSIM dilarang bermain di SSA. “Dengan PS Tira saja seperti itu, apalagi dengan klub umum,” sindirnya.
Dia menegaskan kalau memang suporter PSIM tidak bisa dikendalikan, PSIM terancam tak bisa bermain lagi di SSA. Menurutnya, pertandingan olahraga menjadi hiburan bagi masyarakat. Sangat disayangkan jika terjadi kerusuhan.
Kendati begitu Suharsono tetap akan melakukan evaluasi pertandingan PSIM dan PS Tira. Bersama Dikpora Bantul, dan jajaran kepolisian. Termasuk melakukan evaluasi terhadap pertandingan PSIM selanjutnya di SSA. “Pokoknya nanti kami evaluasi. PSIM kalau mau main ya harus tertib,” tegasnya.
Wakapolres Bantul Kompol Ahmad Nanang Prabowo mengatakan pihaknya sudah memaksimalkan pengamanan saat pertandingan. Dia menegaskan tak ada yang bisa mengintervensi PSIM untuk tidak bermain di SSA. “Ya kan, bukan PSIM nya yang rusuh. Tapi suporternya. Itu beda tidak bisa disatukan,” katanya.
Disinggung soal kerusuhan yang sudah direncanakan, Nanang menyatakan mendengar isu yang sama. Kendati begitu, dia tidak bisa memastikan hal tersebut. Lantaran belum terbukti kebenarannya.”Yang jelas, saat pertandingan itu, kerusuhan ada pemicunya,” jelasnya.
Nanang menegaskan tak ada penetapan tersangka untuk kejadian ini. Lantaran belum ada laporan dari pihak mana pun. Sebenarnya, kata dia, laporan bisa dilakukan oleh Dikpora yang menjadi pihak yang dirugikan. Bisa juga laporan dari pihak korban ataupun kepolisian dengan laporan kerusuhan. (ega/din/fn)