BANTUL – Satu per satu kerabat dan keluarga mendatangi kediaman orang tua Windu Andi Darmawan, di Perum Polaman Indah Argorejo, Sedayu, kemarin (25/12). Lantunan ayat suci Alquran juga memenuhi kediaman orang tua Andi, personel Seventeen. Keluarga menyelami satu pers atu pelayat yang datang.
“Andi tak memberikan kabar. Istrinya yang mengabarkan Sabtu malam pukul 21.47 mereka sekeluarga kena tsunami,” ungkap Kusmardono, ayah Andi ditemui Radar Jogja di sela-sela takziyah.
Kusmardono awalnya berpikir istri Andi, Dewi Sartika, hanya bercanda. Tapi setelah melakukan verifikasi ulang, ternyata benar Banten telah terjadi tsunami. “Setelah itu, saya mencoba menghubungi lagi. Tapi sudah tidak aktif,” katanya.
Saat itu belum ada berita di online maupun televisi. Sambil harap-harap cemas, kata dia, keluarga berusaha mencari kabar keluarga Andi. Termasuk mencoba menelpon hotel tempat Andi menginap. Tak ada jawaban. “Sekitar 23.30, Dewi menelepon lagi. Pinjam HP satpam katanya. Bilang dia sudah dievakuasi ke Puskesmas,” kenangnya.
Dewi dan tiga anaknya selamat dari terjangan tsunami kala itu lantaran tidak ikut bersama Andi di lokasi konser. Ketika tsunami terjadi, Dewi berusaha menjangkau tempat yang tinggi. Agar selamat dari tsunami. “Pukul 02.00, Dewi telepon ada warga berbaik hati menampung mereka untuk mengungsi,” katanya.
Andi merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Kepergiannya tak hanya meninggalkan istrinya, Dewi Sartika, dan tiga anaknya Resiva Kaila Putri Darmawan, 9, Ganesha Syufa Athallah Darmawan, 4, dan Ravindra Arsyaa Putra Darmawan yang masih berusia 11 bulan. Tapi juga menjadi kenangan mendalam bagi kedua orang tua, Kusmardono dan Rini S Miharti. Serta adik satu-satunya Aditya Nanda Putri.
“Saya sangat merasa kehilangan. Tapi tetap pasrah,” tegas Kus.
Bagi Kus, Andi anak yang penurut. Dia juga punya lingkungan yang baik. Termasuk dengan keluarga istrinya. “Saya merasa, dia semakin tua, semakin hormat kepada orangtuanya,” jelasnya.
Kus mengenal Andi sebagai anak yang bertanggung jawab. Andi lulus kuliah juga tepat waktu. Walaupun disambi nge-band. “Dulu di Fakultas ekonomi UMY lulus tahun 2005,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Rahadian, 30, sepupu Windu Andi Darmawan. Bagi Ian, sapaannya, Andi dan keluarga kecilnya pulang ke Jogja dua kali setahun. “Saya tidak menerima pesan apa-apa. Almarhum domisilinya kan di Jakarta,” jelasnya.
Eks Gitaris Seventeen Yudhi Rus Harjianto turut hadir mengantarkan Andi ke peristirahatan terakhirnya. Yudhi mengaku masih berat untuk bicara, kondisinya juga sama seperti anggota keluarga lain. Masih belum stabil. “Tapi saya bersyukur semua personel sudah ditemukan dan dikebumikan,” katanya sambil mengusap air mata yang tak sempat jatuh.
Yudhi sudah menganggap Andi dan personel Seventeen and layaknya saudara. Sebab, dari awal satu sekolah. Kemudian lanjut nge-band. “Andi dan Seventeen itu partner kerja dan saudara, siapapun tidak bisa menggantikan itu,” tegasnya. (ega/ila)