Para pengembang mengatakan mulai kesulitan untuk memnuhi kebutuhan pasar sekunder. Pasar ini merupakan mereka yang ingin membeli hunian pada range harga Rp 200 juta–Rp 700 juta. Untuk mengakomodasi kebutuhan pasar itu tentu bukan masalah yang besar bagi pengembang.

Namun, yang jadi masalah utama adalah ketersediaan lahan. Pemerintah daerah pun enggan untuk menyediakan bantuan lahan. Padahal, para developer telah berkomitmen untuk bisa meyediakan hunian yang layak. Juga dengan munculnya hunian baru itu, iklim investasi di suatu daerah juga akan meningkat.

Untuk saat ini, ketersediaan lahan di ring 1 maupun ring 2 sudah sangat terbatas. Selain itu, kebanyakan para pengembang mulai meninggalkan rumah dengankonsep satu lantai. Itu hanya khusus di daerah ring 1 dan ring 2.

Hal itu akibat dari harga lahan dan terlampau tinggi. Selain itu luasan lahan juga terbatas. Nah, pengembang juga ingin mendapatkan keuntungan. Caranya tentu membuat huniannya dengan model dua lantai. Kondisi itu, membuat konsumen di segmen pasar sekunder mengalami kesulitan untuk mendapatkan rumah.

Saat ini, lokasi yang mungkin dan masuk akal untuk mendapatkan rumah dengan konsep satu lantai hanya di Kabupaten Bantul dan sebagian Kabupaten Kulonprogo. Kawasan itu termasuk ke dalam ring 3. “Untuk rumah dengan kisaran haga Rp 200 juta-RP 700 juta untuk saat ini paling banyak ada di Bantul,” ujar Sekretaris DPD REI DIJ Ilham M Nur.

Menurutnya, ketersediaan akan lahan yang masih memadai menjadi salah satu faktor pendukung. Selain aspek harga lahan yang tidak terlampau mahal. Memang secara geografis, Bantul dan Kulonprogo terlampau jauh jika ingin menuju ke pusat perkotaan.

Realita inilah yang didapatkan oleh konsumen jika ingin mendapatkan rumah dengan konsep satu lantai. Namun, tentunya developer juga memiliki trik untuk bisa menggaet konsumen kendati lokasinya terlalu jauh dari pusat kota. Konsep hunian salah satunya.

Dengan konsep hunian yang kembali ke alam tentu akan banyak menggaet konsumen. Apalagi jika konsumen tersebut merupakan warga luar DIJ yang bosan dengan kebisingan kota. Daerah Bantul ataupun Kulonprogo bisa jadi solusi untuk berinvestasi dan menjauhkan diri dari bising dan hiruk pikuk kota. (har/din/fn)