SLEMAN – Condongcatur termasuk salah satu desa di wilayah Depok, Sleman yang berkembang pesat. Itu tak lepas oleh keterlibatan masyarakat sebagai penggerak pembangunan.
Kepala Desa Condongcatur Reno Candra Sangaji menilai, masyarakat yang heterogen menjadi keunggulan desa yang dipimpinnya. “Karena itu saya mengajak seluruh masyarakat berpartisipasi memajukan desa,” ungkap Reno di sela Hari Jadi ke-72 Pemerintah Desa Condongcatur Rabu (26/12).
Tak sedikit mahasiswa menjadi penghuni nomaden Condongcatur. Bagi Reno, kehadiran mereka justru sebagai keunikan tersendiri. Melihat kondisi itu tema “Rumah Kita” pada perayaan HUT Condongcatur kali ini pun menyasar semua lapisan masyarakat. Baik warga asli maupun pendatang. “Kami ingin seluruh lapisan masyarakat nyaman dan aman tinggal di Condongcatur. Yang belajar, berbisnis, bekerja, kami persilakan,” katanya.
Reno optimistis, seseorang yang bisa menikmati hidup di lingkungannya tak akan lupa untuk menjaga keharmonisan bersama.
Meski Condongcatur terletak di kawasan metropolitan Kabupaten Sleman, Reno berharap seluruh warganya terus nguri-uri budaya. Untuk menjaga identitas wilayah. Pesan itu dilambangkan dengan penanaman pohon kantil. Sebagai simbol pelestarian budaya.
Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun mengamini pernyataan Reno. Wabup menaruh harapan besar kepada para mahasiswa yang tinggal di Condongcatur maupun Sleman secara lebih luas. Untuk bersinergi dengan warga setempat. Memberikan sumbangsih pemikiran intelektual. Demi kemajuan wilayah.
“Mereka (mahasiswa) punya kewajiban untuk turut membangun Desa Condongcatur,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu Muslimatun menyelipkan pesan penting terkait menghadapi tahun politik 2019.
Dia mengimbau masyarakat menjaga kondusivitas wilayah. Dengan tidak membuat keributan atau keonaran. Masyarakat harus lebih pandai menahan diri. Supaya tak mudah tersulut provokasi hal-hal negatif.
Muslimatun menegaskan, ketertiban bermasyarakat punya andil dalam mewujudkan lingkungan yang mandiri, sejahtera, dan berbudaya. “Oleh sebab itu Pemkab Sleman merasa perlu menyemangati Condongcatur dan desa-desa yang lain. Sehingga terwujud Sleman yang nyaman,” katanya.
Adapun puncak perayaan HUT ke-72 Pemdes Condongcatur diwarnai festival bregada empat kelompok penjuru. Masing-masing berunsur kebudayaan, kesenian, dan religi. Para bregada terdiri atas warga empat kelurahan yang kini nyawiji menjadi Condongcatur. Yakni Kelurahan Kentungan, Gejayan, Manukan, dan Gorongan.
Bregada prajurit mengirab gunungan berisi uba rampe aneka sayur, buah, dan jajanan pasar. Isi gunungan diperebutkan seluruh masyarakat yang hadir pada acara kemarin sore.
Gunungan menjadi simbol kemakmuran dan kesuburan Desa Condongcatur. (cr9/yog/fn)