Alergi merupakan keluhan yang sering ditemui pada anak dan resikonya meningkat apabila salah satu atau kedua orangtua juga memiliki riwayat alergi. Alergi adalah salah satu jenis gangguan dari sistem kekebalan. Alergi terjadi bila sistem kekebalan seseorang memiliki sensitivitas yang berlebihan terhadap protein tertentu yang bagi orang lain tidak menimbulkan masalah.
Gejala alergi berbeda-beda antara anak satu dengan anak yang lain. Keluhan yang timbul bisa berupa gatal, diare, nyeri perut, sariawan, migraine, batuk, pilek atau sesak. Keluhan atau gejala sering berulang dengan penyebab yang sama misalnya setelah mengonsumsi makanan tertentu atau terpapar debu rumah.
Pada anak dengan batuk dan pilek perlu dibedakan apakah penyebabnya alergi atau infeksi. Untuk membedakan alergi atau infeksi diperlukan informasi antara lain: 1) apakah disertai demam?; 2) apakah sering pada siang hari?; 3) Apakah ingusnya atau riaknya berwarna dan kental? Bila ketiga pertanyaan tersebut dijawab “tidak”, gejala batuk pilek kemungkinan disebabkan alergi.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menunda atau mencegah munculnya alergi atau asma pada anak. Pencegahan alergi merupakan upaya penecegahan manifestasi alergi, terdiri dari pencegahan primer,sekunder, dan tersier.
Pencegahan primer adalah pencegahan terjadinya sensitisasi alergi. Pencegahan primer bertujuan untuk menurunkan risiko alergi susu sapi, dermatitis atopik, asma, dan rinitis alergi. Pencegahan alergi secara primer memberikan daya guna yang paling efisien untuk menurunkan kejadian alergi.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI, 2014) mengeluarkan beberapa rekomendasi penegahan primer alergi anak. Penentuan risiko alergi pada anak dilakukan dengan menanyakan penyakit alergi ( asma, dermatitis atopik, rinitis alergi) pada kedua orangtua maupun saudara kandung. Selama ibu hamil dan menyusui, ibu tidak pelu melakukan pembatasan diet untuk mencegah timbulnya alergi pada si kecil.
Demikian juga ibu tidak direkomendasikan untuk mengkonsumsi minyak ikan secara rutin untuk mencegah timbulnya alergi pada si buah hati. Asi eklusif harus diberikan sampai 6 bulan untuk mencegah timbulnya alergi lebih dini. Tetapi pada bayi yang tidak memungkinkan untuk diberikan ASI maka direkomendasikan pemberian formula hidrolisat parsial atau ekstensif.
Formula susu kedelai tidak direkomendasikan untuk pencegahan penyakit alergi pada anak. Makanan padat atau MP-ASI diberikan mulai usia 6 bulan secara bertahap. Hindarkan bayi dari asap rokok, jika ada anggota keluarga yang merokok ajak untuk berhenti merokok dan jangan merokok di dalam rumah atau mobil.
Dengan melakukan langkah pencegahan, diharapakan gejala klinis alergi baik dermatitis atopik, asma, atau rinitis alergi dapat berkurang dan mencegah timbulnya episode gejala di masa mendatang.