SLEMAN – Marzuki Mohamad atau yang terkenal dengan Kill The DJ melaporkan akun medsos yang menyebarkan video emak-emak sedang bernyanyi. Masalahnya, emak-emak itu menyanyikan lagu ”Jogja Istimewa” yang diciptakannya dengan mengganti liriknya. Yaitu diubah dengan lirik kampanye dukungan kepada paslon capres-cawapres Prabowo-Sandi.
Kepada wartawan, Marzuki mengaku tidak akan mengizinkan siapapun menggunakan lagu tersebut unutk kepentingan komersil apalagi politik. Dia juga membantah bahwa pelaporan tersebut dilakukan karena dia masih pendukung capres Joko Widodo. ”Kalaupun tim Jokowi yang menggunakan tanpa izin juga akan saya laporkan,” tandasnya.
Dia menceritakan, lagu tersebut diciptakan setelah terinsipirasi dari membaca buku sejarah Jogja dan nilai semangat Jogjakarta mempertahankan kemerdekaan. Selain itu juga karena dia membaca buku Tahta untuk Rakyat yang menceritakan tentang Sultan Hamengku Buwono IX.
”Saya kagum dengan HB IX dan banyak juga kalimat Soekarno yang menginspirasi lagu itu. Yaitu ketika ibu kota pindah dari Jakarta ke Jogja. Dan banyak budi pekerti yang hidup dan tumbuh di Jogja sejak dahulu. Lagu itu dibuat tahun 2010,” ungkapnya.
Marzuki menuturkan, lagu tersebut sebenarnya tidak ada hubungannya dengan gerakan keistimewaan. Sebab lagu itu muncul saat erupsi Gunung Merapi kala itu. Meskipun demikian, dia menilai dengan adanya kasus tersebut semua pihak harus belajar di tengah kontestasi politik yang terjadi. Yaitu jangan sampai saling hina dan memfitnah, sebab hal itu bukan pendidikan politik yang baik.
”Kami tidak pantas mewariskan generasi dengan sampah kebencian dan etika yang tidak beradab, termasuk menggunakan lagu orang tanpa izin itu adalah tidak beretika,” jelasnya. (riz/ila)