GUNUNGKIDUL – Warga hendaknya meningkatkan kewaspadaan. Terutama yang berprofesi sebagai petani. Sebab, tingginya curah hujan berpotensi memicu penularan penyakit leptospirosis.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul Priyanta Madya Satmaka mengatakan, petani merupakan salah satu profesi yang paling dekat dengan risiko terkena leptospirosis. Itu lantaran sebagian petani tidak memakai pelindung kaki atau sepatu bot, sehingga kulit mereka yang terluka terinfeksi bakteri leptospira. Di mana bakteri penyebab leptospirosis ini berasal dari kencing tikus.
”Kebanyakan dialami petani yang mencari rumput ke wilayah Sleman,” jelas Priyanta saat dihubungi Senin (28/1).
Setiap ada kasus leptospirosis, kata Priyanta, dinkes langsung melakukan penyelidikan. Tujuannya untuk mengetahui gambaran penyebab dan kronologis. Seperti tiga kasus laporan leptospirosis pada bulan ini.
Menurutnya, tiga temuan ini cukup mengkhawatirkan. Dari itu, dinkes membentuk membentuk Tim One Health. Apalagi, pada 2018 ada 16 kasus. Satu di antaranya meninggal dunia. Lalu, pada 2017 ada 64 kasus.
Tim yang beranggotakan lintas sektoral ini secara periodik membahas penyebab sekaligus penanganan penyakit leptospirosis. Dari pencermatan tim diketahui bahwa sebagian petani enggan cuci tangan menggunakan sabun usai mencari rumput.
”Termasuk dengan mandi bersih, sehingga rentan terinfeksi bakteri leptospirosis,” ucapnya.
Leptospirosis termasuk penyakit zoonosis. Yakni, penyakit yang ditularkan melalui hewan. Meski identik dengan tikus, penularan penyakit ini juga bisa melalui kencing sapi, kucing, atau hewan yang terinfeksi leptospira.
”Dan, Januari hingga Maret atau April adalah masa kritis atau masa waspada terhadap penyebaran penyakit lepotospirosis,” ingat Fungsional Entomolog kesehatan, Bidang Penyakit Tidak Menular, Dinkes Gunungkidul Eko Mujiarto.
Berdasar data dinkes, ada beberapa kecamatan rawan penularan leptospirosis.
Yakni, Kecamatan Gedangsari, Ngawen, Nglipar, Patuk, dan Semin. Sebab, area persawahan di beberapa kecamatan tersebut cukup luas. Meski demikian, daerah lain juga memiliki kerawanan karena persebaran tikus. (gun/zam/fn)