JOGJA – Organisasi sosial Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY mengirimkan lima truk berisi bantuan untuk korban bencana tsunami di Banten. Kelima truk tersebut, dilepas oleh Wakil Walikota Jogjakarta Heroe Purwadi dari Balaikota Jogja, Senin (4/2).

Bagus Suryanto, Kepala Cabang ACT DIY mengatakan, bantuan tersebut diberangkatkan untuk nantinya didrop di beberapa posko ACT di Banten. Untuk selanjutnya distribusikan kepada masyarakat di daerah terdampak bencana. Bantuan tersebut berupa pakaian baru, perlengkapan bayi, kebutuhan perempuan, selimut, alas tidur, tenda dan perlengkapa lainnya.

“Kondisi saat ini masih banyak yang berada di tenda darurat, ACT dalam waktu dekat akan membangun selter untuk saudara-saudara kita di Banten,” kata Bagus.

Bantuan yang diangkut menggunakan truk tersebut adalah yang kedua kalinya. Sebelumnya selang tiga hari setelah bencana tsunami, ACT sudah mengirim 5 truk. Bagus mengatakan, apabila masih banyak masyarakat yang terus memberikan bantuan, pihaknya juga akan memberangkatkan untuk tahap ketiga.

“Kebutuhan yang mendesak adalah perlengkapan bayi, alas tidur, tenda dan selimut, makanan cepat saji. Sedangkan untuk anak-anak seperti pakaian, popok, susu dan alat mandi,” imbuhnya.

Adapun mengenai personil di lokasi bencana, Bagus mengatakan, langsung berkoordinasi dengan ACT di Banten. Saat ini sudah ada tim relawan dan beberapa posko yang mengondisikan bantuan. Adapun nilai bantuan untuk setiap truk mencapai Rp 70 juta.

Selain bantuan barang, ACT juga menerjunkan tim trauma healing dan pendidikan. Karena banyak korban yang mengalami trauma. Terutama anak-anak yang juga memerlukan pendidikan.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Walikota Jogjakarta Heroe Purwadi menyampaikan, pengiriman bantuan dalam beberapa jalur mempercepat penyelesainan persoalan yang mendesak di sana.

Sebab jika hanya mengandalkan satu jalur distribusi bantuan, memerlukan waktu dan jangkauan yang luas. Dengan berbagai macam organisasi seperti ACT dan bentuk bantuan masyarakat diharapkan bisa meringankan beban korban.

“Karena kebutuhan kan kadang berbeda-beda. Dengan banyak organisasi dan kepedulian masyarakat diharapkan persoalan cepat selesai,” tuturnya. (*/riz)