GUNUNGKIDUL – Status Taman Bumi Nasional Geopark Gunung Sewu memasuki fase-fase penting. Menyusul selesainya tahap prarevalidasi. Sebab, fase ini merupakan salah satu rangkaian untuk menentukan apakah Taman Bumi Nasional Geopark Gunung Sewu layak dipertahankan sebagai anggota UNESCO Global Geopark (UGG) atau tidak.
Sekretaris Dinas Pariwisata (Dispar) Gunungkidul Hari Sukmono mengatakan, hasil prarevalidasi cukup positif. Terutama dari aspek pengelolaan geosite. Sebab, keberadaan geosite berpotensi dikembangkan menjadi daya tarik wisata.
”Tapi ada 10 catatan dan rekomendasi. Terutama dalam pengelolaan dan persiapan validasi,” jelas Hari saat dihubungi Minggu (3/2).
Salah satunya, Hari menyebut, mengenai visibility. Geopark Gunung Sewu harus menonjolkan identitas sebagai Unesco Global Geopark (UGG). Dengan begitu, logo UGG harus ada dan dapat dilihat secara mencolok pada setiap geosite.
Kemudian, lanjut Hari, pengelola tidak diperkenankan menambah alat-alat yang berpotensi menimbulkan kerusakan pada geosite, seperti lampu dan tangga.
Menurutnya, konsep geopark juga disorot. Idealnya, konsep geopark tidak sekadar pada aspek geologi. Melainkan juga dikaitkan dengan community empowerment.
Terlepas dari itu, Hari berharap Taman Bumi Nasional Geopark Gunung Sewu tetap berstatus sebagai warisan dunia. Apalagi, Geopark Gunung Sewu saat ini sebagai rujukan pengembangan geopark di indonesia.
Bupati Gunungkidul Badingah mengatakan, pengembangan Geopark Gunung Sewu memiliki konsep melestarikan bumi untuk kesejahteraan masyarakat. Ada tiga tujuan penting yang ingin dicapai. Yakni, konservasi, pendidikan, serta pertumbuhan ekonomi lokal.
”Tentu dalam pencapaian tidak hanya peran dari pemerintah, tapi masyarakat harus ikut berpartisipasi dalam menjaga dan melestarikan warisan bumi yang ada di Gunungkidul,” katanya.
Status Geopark Gunung Sewu akan diputuskan pada 1-6 September 2019. Saat simposium Asia Pasific Geopark Nertwork di Lombok, NTB. Geopark Gunung Sewu masuk sebagai anggota UGG pada 10 September 2015. (gun/zam/tif)