JOGJA – Upaya pengenalan budaya Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat tidak hanya sekadar melalui portofolio. Satu persatu, karya seni dan budaya sakral kraton mulai diperkenalan secara umum. Baik itu dalam seni pertunjukan di dalam maupun luar benteng.
Seperti yang terwujud pada Minggu pagi (3/2) di Bangsal Srimanganti. Sebuah tarian klasik karya Sri Sultan Hamengku Buwono IX ditampilkan ke khalayak umum. Tarian klasik ini adalah Bedhaya Harjuno Wiwaha.
“Merupakan bedhaya klasik ciptaan Ngarso Ndalem kaping IX. Diciptakan tahun 1976 dengan melibatkan sembilan penari perempuan. Untuk kali ini ditarikan oleh para abdi dalem kraton,” jelas Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Kridho Mardowo Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Notonegoro, ditemui di Bangsal Srimanganti, Minggu (3/2).
Pria yang akrab disapa Mas Noto ini berharap seni budaya kraton semakin merakyat. Dalam artian masyarakat awam mengetahui ragam kekayaan seni budaya kraton. Itulah mengapa pengenalan dikonsep dalam sebuah pertunjukan.
Dalam pertunjukan kali ini menampilkan sesuai pakem penciptaan awal. Bedhaya diiringi sebuah gendhing bertajuk Rhanu Manggala. Ditabuh oleh para abdi dalem sesuai dengan awal penciptaan karya mendiang HB IX.
Bedhaya ini juga terhitung perdana tampil pada siang hari. Tarian sakral ini biasanya ditampilkan pada malam hari. Selain itu juga dikemas dalam agenda-agenda tertentu. Seperti saat uyon-uyon Seloso Wagen tingalan wiyosan ndalem.
“Karya ini sudah pernah dipertontonkan tapi untuk segmen yang lebih umum juga baru kali ini. Juga dalam rangka mangayubagyo bangsal Srimanganti baru selesai direnovasi,”ujarnya.
Karya ini sendiri menceritakan sosok Raden Harjuno atau Begawan Ciptoning Mintaraga. Kala itu sang pangeran sedang bertapa mencari pusaka. Dalam suatu kesempatan munculah Prabu Winatakawaca yang menimbulkan kerusuhan. Hingga akhirnya sang prabu berhasil dikalahkan raden Harjuno.
Wisatawan asing asal Jepang Tomomi terlihat menikmati pertunjukan. Bahkan secara khusus dia merekam seluruh pementasan tarian klasik ini. Perempuan muda ini mengaku sangat tertarik dengan budaya khususnya tarian klasik milik Kraton Jogjakarta.
“Sudah lama di Jogjakarta tapi tetap tertarik dengan budaya khususnya tarian klasiknya. Sangat indah, semoga kedepan tarian-tarian klasik milik kraton juga bisa dipertontonkan,” harapnya. (dwi/ila)