Hanya kesadaran stakeholder di Hawai dan Thailand, menyebabkan mereka bisa rebound. Inilah mengapa Nepal menjadi sasaran menarik wisatawan dunia, karena kata eksotisme dipertahankan dengan benar. Ya, Kaliurang sudah kehilangan eksotikanya, meski Merapi tetap eksotik sampai kapanpun dan tetap suka meletup-letup.

IBNU SUBIYANTO, Bupati Sleman 2000-2010 (RADAR JOGJA FILE)

Sejak 22 abad yang lalu terbukti akal budi manusia mampu menemukan dan memproduksi peralatan, apapun, untuk mengubah perilaku dan budaya dari sekelompok orang atau bangsa-bangsa di seluruh dunia. Kemampuan tentara Khubilai Khan (Tiongkok menciptakan roda dengan poros mampu membangun armada gerobak untuk membawa amunisi dan logistik tempur sampai di ujung barat benua Asia.

Bukan hanya kemahiran tempur dengan senjata tangan, tapi kemampuan dalam memproduksi mesiu sebagai alat penghancur menjadikan tentara Tiongkok unggul dalam setiap pertempuran. Artinya, kemampuan tempur tentara Tiongkok itu bukan melulu pada kehebatan pendekar silat atau pun kungfu -karena itu hanya mitos- tetapi yang lebih tepat adalah keunggulan teknologi.

Pertumbuhan teknologi transportasi darat itu ternyata dimulai dari kebutuhan untuk memenangkan pertempuran, jauh sebelum bangsa Eropa mengenal kereta perang oleh bangsa Asia. Orang-orang Eropa memperbaiki teknik poros roda ala Tiongkok yang mampu meredusi tekanan kereta dan dapat berputar dengan ringan dan mampu berputar lebih cepat, meskipun tetap ditarik dengan kuda.

Kecepatan lari kereta kuda sekitar 12 kilometer per jam versi militer itu menjadikan orang berpikir menciptakan bisnis hantaran barang dan surat pos. Dinas pos dimulai di Inggris pada abad 15, sebetulnya awal terbentuknya sistem komunikasi modern yang kini semakin canggih dengan lahirnya e-mail (surat elektronik). Dinas pos lah yang mendorong perekonomian di seluruh dunia berkembang dengan menciptakan kemudahan bagi para pebisnis baik dalam dealing bisnis maupun transfer uang dari negara yang satu ke negara yang lain.

Jarak antara Solo dan Jogja yang hanya 67 kilometer dari Titik Nol Solo ke Titik Nol Jogja, ternyata dapat ditempuh dalam tempo enam jam dengan kereta pos. Antara Jogja-Solo, di masa lalu disediakan selter-selter tempat pemberhentian kereta pos untuk pergantian kuda tariknya. Indonesia baru mengenal dinas pos pada tahun 1809 setelah Dandels berkuasa.

Pertumbuhan teknologi komunikasi dan transportasi semakin maju ketika pada akhir abad 19 ditemukan teknologi motor bakar yang melahirkan mobil generasi pertama. Teknologi otomotif tumbuh pesat dan mendorong penemuan teknologi jalan raya.

Jalan raya pada mulanya adalah jalan untuk kereta kuda sehingga konstruksi jalan demikian simpel dan tak mempertimbangkan penggunaannya untuk kendaraan berat maupun kendaraan angkutan berat. Semua industri butuh kendaraan angkut berat darat sebelum masuk kapal samudera, yang pada akhirnya menciptakan kebutuhan khusus: kereta uap dengan jalur tetap (rel).

Teknologi menjadikan setiap manusia akan mengubah cara pandang maupun tata pergaulan antarmanusia dan antarbangsa yang pada akhirnya menjadi budaya yang dimiliki suatu kelompok manusia. Teknologi mendorong manusia untuk berubah dari budaya kuno melalui proses evolusi dan kadang pula melalui perubahan yang sangat keras. Perang Dunia I, Perang Dunia II, dan perang-perang lainnya di abad 17 sampai dengan 20 adalah contoh yang mengubah pandangan hidup manusia: tidak akan ada bangsa yang lebih unggul dari bangsa lain. Keunggulan pada suatu bangsa akan diimbangi oleh bangsa lain yang tak mau dikalahkan.

Jika kita mencermati jaringan jalan negara di seluruh Pulau Jawa, hampir semuanya peninggalan jalan yang dibangun oleh pemerintah Kolonial Belanda dan Prancis (pada era Daendels), terutama sebagai jalan pos. Bermula lebarnya hanya 10-12 meter, tetapi pada akhirnya di beberapa daerah ruas jalan dilebarkan menjadi 20 meter dengan perbaikan perkerasan jalan sehingga mampu mendukung transportasi berat.

Semua jaringan jalan arteri itu hanya sedikit bertambah sejak negeri ini merdeka. Bahkan, di era Orde Baru berkuasa pun tak pernah ada jaringan baru yang dibangun untuk mendampingi jalan yang telah ada, kendati kemacetan di beberapa ruas jalan sudah mulai menggejala. Baru pada lima tahun terakhir ini jalan tol trans Jawa diusahakan selesai dan bermanfaat menyelesaikan kemacetan di berbagai ruas jalan arteri.

Jalan sebetulnya punya kriteria sendiri dan sebetulnya bisa diciptakan sesuai dengan kebutuhan oleh level pemerintahan mana pun. Pemerintah desa justru yang banyak menciptakan jalan akses untuk lingkungan pedesaan dan dikenal sebagai jalan desa. Jalan-jalan yang dibangun secara kolektif itu pun, bukan berarti kualitasnya rendah karena banyak pula yang justru mempunyai kualitas bagus sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang tinggal di pedesaan. Banyak pula pemerintah kota maupun kabupaten yang mampu menciptakan jalan baru untuk kebutuhan aksesabilitas ke sentra produksi pangan dan industri rakyat.

Jalan memang diciptakan untuk memfasilitasi pergerakan manusia dan barang dari satu tempat ke tempat lain. Impak dari terbangunnya jalan adalah manusia bisa bergerak dari kota asal menuju ke kawasan mana pun yang dikehendakinya. Pergerakan manusia itu pulalah yang mendorong pertumbuhan industri wisata di seluruh pelosok daerah. Dengan terselesaikannya jalan tol trans Jawa, mass tourism akan terdorong tumbuh. Demikian pula layanan bus-bus pariwisata. Arti jalan yang bisa dilalui dengan kecepatan tinggi akan mendorong pertumbuhan industri pariwisata di berbagai daerah.

Semua itu harus diikuti dengan perancangan pengembangan menyeluruh yang tidak hanya penyediaan infrastruktur saja tetapi harus diikuti dengan rekayasa sosial untuk membentuk budaya kolektif dalam industri pariwisata di daerah tersebut. Sebagai contoh, destinasi wisata Kaliurang saat ini menjadi kurang menarik karena sudah kehilangan budaya cinta tanaman hias baik pada para pemilik vila maupun masyarakatnya. Kaliurang di tahun 1950-1960 punya vila yang indah dan di setiap ruas jalannya penuh tanaman bunga warna-warni. Tetapi, sekarang ini sudah punah. Pemilik vila di kaliurang sudah masuk generasi ketiga atau keempat, yang jauh beda seleranya dengan moyangnya.

Pemerintah daerah harus memimpin upaya menjaga lingkungan alam yang asri agar tetap terpelihara sebagai modal dasar pengembangan industripariwisata di daerah itu sendiri. Di akhir artikel ke-68 ini, saya kutip komentar sobat saya, yang tak mau disebut namanya: Hanya kesadaran stakeholder di Hawai dan Thailand, menyebabkan mereka bisa rebound. Inilah mengapa Nepal menjadi sasaran menarik wisatawan dunia, karena kata eksotisme dipertahankan dengan benar. Ya, Kaliurang sudah kehilangan eksotikanya, meski Merapi tetap eksotik sampai kapanpun dan tetap suka meletup-letup. (*/amd/tif)