JOGJA – Radikalisme menjadi momok yang bisa pemecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Berbagai cara dilakukan oleh oknum yang memiliki paham radikal.

Tidak hanya melalui kehidupan nyata, penyebaran paham radikalisme mulai mengakar di dunia maya. Maka perlu langkah preventif dan preemtif sedari dini mencegah penyebaran paham berbahaya tersebut.

Direktorat Pembinaan Masyarakat (Ditbinmas) Polda DIJ pun melakukan sosialisasi menangkal penyebaran paham radikal tersebut. Fokusnya pada penyebaran di dunia maya. Kepala Sub-Direktorat (Kasubdit) Pembinaan Ketertiban dan Penyuluhan (Bintibluh) Ditbinmas Polda DIJ, AKBP Sinungwati mengakui pergerakan gerakan radikal semakin terang-terangan.

“Sudah tidak delik-delikan kayak zaman dulu. Hanya saja memang tersamarkan. Sehingga, kesannya tidak radikal. Bahayanya, kalau masyarakat tidak sadar, bisa terjerumus dalam paham radikal,” kata Sinungwati dalam sosialiasi Ditbinmas Polda DIJ di Aula Kantor Desa Condongcatur, Selasa malam (12/2).

Bertajuk Peran Masyarakat dalam Harkamtibmas Menyambut Pesta Demokrasi, acara tersebut melibatkan seluruh elemen masyarakat. Mulai anggota Karang Taruna, ibu-ibu PKK, tokoh masyarakat, tokoh agama, pengurus RT/RW hingga kepala dukuh. Pesan yang utama, perangi radikalisme dengan bijak bersosial media (sosmed).

Perwira menengah dua melati tersebut memastikan, pergerakan radikalisme semakin halus. Bahkan terkadang masyarakat tidak sadar telah tercekoki. Salah satu cara termudah untuk infiltrasi melalui dunia maya dan internet.

“Seringnya lewat WhatsApp (WA) Group. Yang anggotanya masif. Dicekoki dengan informasi paham radikal. Lalu berlanjut ketika anggota grup ikut membagikan tautan atau informasi berantai itu,” kata Sinungwati.

Tingkat kerawanan terjadi untuk seluruh golongan usia. Hanya saja dalam beberapa kasus, usia sepuh atau orang tua justru mendominasi. Sinungwati menduga, ada kegagapan teknologi informasi. Dimana informasi yang masuk diyakini sebagai informasi valid.

Alhasil, infiltrasi paham maupun informasi palsu mudah merasuk. Ditambah dengan keengganan mengecek sumber yang valid. Imbas secara luas, akan berpengaruh pada stabilitas wilayah. Apalagi dengan adanya kemudahan teknologi informasi.

“Jangan dikendalikan oleh gadget. Justru kita yang harus mengendalikan gadget. Pahami, resapi, lalu cari informasi selengkap-lengkapnya. Jangan mudah terprovokasi oleh informasi dari gadget,” pesan Sinungwati.

Kepala Desa Condongcatur, Reno Candra Sangaji menyambut positif sosialisasi Ditbinmas Polda DIJ. Dia berharap warga menjadi agen dan role model di lingkungannya masing-masing. Hasil sosialisasi juga diterapkan dan diteruskan kepada warga lain.

“Membuat masyarakat bijak dalam mengelola informasi yang didapat. Perang terhadap segala informasi yang arahnya negatif dan memecah belah NKRI. Semoga efektif karena melibatkan seluruh elemen masyarakat,” kata Reno.

Selain radikalisme dan distribusi informasi teknologi, adapula tujuan lainnya. Mulai dari ajakan menikmati pesta demokasi secara aman, nyaman dan sejuk. Adapula antisipasi narkotika, hingga penyaluran bantuan sosial oleh Kementerian Sosial. (*/dwi/iwa/tif)