Ketua Komisi D DPRD DIY Koeswanto meminta gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) harus terus dibudayakan di tengah masyarakat. Sebab, Germas memberikan banyak manfaat. Di antaranya, membiasakan hidup bersih dan sehat sejak dini. Dimulai dari keluarga.
“Sosialisasi Germas yang diinisiasi Dinas Kesehatan DIY harus terus dilakukan secara massif. Saya melihat sambutan masyarakat terhadap kegiatan ini luar biasa,” ujar Koeswanto memberikan apresiasi, Kamis (14/2).
Dalam rangka mempraktikan pola hidup sehat, masyarakata dapat memanfaatkan fasilitas pos pembinaan terpadu (posbindu) yang tersebar di setiap desa, instansi pemerintah maupun sekolah. Lewat posbindu masyarakat dapat mengecek kesehatannya secara rutin. Pengecekan kesehatan secara berkala merupakan bagian dari sejumlah langkah Germas.
“Pengecekan kesehatan secara rutin dan berkala di posbindu bisa menjadi upaya deteksi dini faktor risiko penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular (PTM),” lanjut Koeswanto.
PTM menjadi penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Penyebab kematian tertinggi dari seluruh penyebab kematian adalah stroke, disusul hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis.
Posbindu, sambung dia, dapat pula dimanfaatkan oleh masyarakat yang sudah terdiagnosa dengan penyakit degenegatif atau warga beresiko lain. Dikatakan, di posbindu masyarakat dapat mengecek kondisi kesehatan seperti tekanan darah, tinggi badan, berat badan dan lingkar perut.
Meski begitu, Koeswanto mengingatkan hal terpenting dari upaya mencegah PTM adalah pola hidup sehat. Di antaranya rajin berolahraga, istirahat cukup dan banyak mengonsumi sayur dan buah.
Kembali ke posbindu saat ini jumlahnya se-DIY lebih dari 300 lokasi. Tahun ini, Dinas Kesehatan DIY menargetkan posbindu bertambah menjadi 438 tempat yang tersebar di setiap desa se-DIY. Harapannya, target itu didukung pemerintah desa dengan mengalokasikan sebagian dana desa untuk posbindu.
Dengan terbentuk di setiap desa, posbindu menjadi semakin dekat dengan masyarakat. Bahkan menjadi sarana pertama dalam mendeteksi kesehatan yang ada. Pertimbangannya tidak setiap orang punya kesadaran tinggi dan suka rela datang ke puskesmas.
Sebaliknya, kalau ada posbindu, masyarakat bisa lebih aktif memeriksakan kondisi kesehatannya. Posbindu dilengkapi fasilitas tensimeter, rapid test, untuk melihat kadar gula, tekanan daerah dan sebagainya. Ketika ada masalah, baru kemudian dirujuk ke puskesmas.
Selama 6-14 Februari 2019 ini, Dinas Kesehatan DIY mengadakan sosialisasi Germas di 28 titik. Kegiatan diadakan dimulai di Balai Dusun Mulekan, Tirtosari, Kretek, Bantul dan Balai Desa Sidorejo, Godean, Sleman.
Kemudian berlanjut ke Balai Desa Giripurwo, Girimulyo, Kulonprogo, Balai Kelurahan Wates, Kulonprogo, pendapa Kecamatan Gondokusuman, Balai Dusun Gumbeng, Giripurwo, Panggang, Gunungkidul dan Balai Desa Tirtorahayu, Galur, Kulonprogo.
Berikutnya, Balai Desa Wukirsari, Imogiri, Bantul, Joglo Bambu Muntuk, Dlingo dan Balai Desa Bangunjiwo, Kasihan, Bantul. Sosialisasi Germas juga berlangsung di Balai Dusun Kalirandu, Bangunjiwo, Bantul dan Balai Desa Karangwuni, Wates, Kulonprogo. Kegiatan terakhir di Februari ini berlangsung Balai Desa Patalan, Jetis, Bantul dan Balai Desa Sidorejo, Godean, Sleman, kemarin. (kus/riz)