GERAKAN Masyarakat Hidup Sehat sering di singkat dengan Germas merupakan upaya meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan setiap orang untuk hidup sehat agar derajat kesehatan masyarakat meningkat setinggi-tingginya dapat terwujud. Ini dilatarbelakangi transisi epidemiologi perubahan pola penyakit terkait faktor perilaku.

Era 1990-an penyebab kematian dan kesakitan terbesar adalah penyakit menular (PM). Seperti infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), tuberkulosis (TB), diare dan lainnya. Namun sejak 2010 sampai sekarang penyebab kesakitan dan kematian adalah penyakit tidak menular (PTM). Di antaranya stroke, jantung, kanker, hipertensi, diabetes melitus dan (DM).

Terjadinya PTM dipengaruhi berbagai perilaku tidak sehat. Antara lain kurang aktivitas fisik, pola makan berubah yang cenderung mengonsumsi makanan siap saji daripada makanan berserat. Kebiasaan merokok dan minum alkohol. Buang air besar serta sampah sembarangan. Tidak cuci tangan sebelum melakukan aktivitas dan lain sebagainya.

Hasil riset kesehatan dasar (Rikesdas) 2018, penduduk umur ≥ 10 tahun kurang melakukan aktivitas fisik 30 menit sehari di Indonesia sebesar 33,5 persen. Kurang mengonsumsi buah dan sayur lima porsi sehari (95,5 persen), penduduk umur ≥ 10 tahun merokok ( 28,8 persen), penduduk melakukan cuci tangan pakai sabun dengan benar sebesar (49,8 persen) dan rumah tangga melakukan pemberantasan sarang nyamuk ( 31,2 persen).

Risiko terjadinya PTM ini sebenarnya dapat dicegah. Namun perlu komitmen seluruh komponen masyarakat. Membudayakan dan mengimplementasikan Germas dalam kehidupan sehari- hari dengan selalu memegang motto “Sehat Dimulai dari Saya” Kita tahu perilaku tidak sehat yang berkelanjutan akan menumbuhkan generasi yang tidak berkualitas. Generasi tidak berani bersaing di era globalisasi. Menurunnya produktivitas dan bermunculan generasi stunting.

Hasil Rikesdas 2018 di Indonesia mencapai 30,8 persen balita stunting. Itu dapat dikatakan setiap 3 atau 4 balita terdapat satu anak Indonesia mengalami stunting. Kondisi ini sangat mengerikan jika dibiarkan. Karena itu perlu gerakan bersama mencegah stunting. Batasan WHO untuk stunting kurang dari 20 persen.

Stunting adalah sebuah kondisi tinggi badan seseorang lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang lain pada umumnya (yang seusia). Penyebab terjadinya stunting karena kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang lama sejak konsepsi sampai anak usia dua tahun. Anak sering sakit, keterbatasan sarana air bersih dan sanitasi lingkungan. Ketersediaan pangan di rumah tangga yang kurang, pola asuh serta pola makan.

Dampak yang ditimbulkan akibat stunting antara lain terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan metabolisme tubuh. Menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar. Menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit serta risiko tinggi muncul penyakit menular maupun tidak menular.

Melihat Riskesdas 2018 kondisi PTM di DIY sangat memprihatinkan. Yakni berada di lima besar nasional seperti penyakit asma, kanker, stroke, DM, hipertensi dan gangguan jiwa. Wanita hamil kurang energi kronis (KEK) DIY di atas rata-rata nasional. Bayi baru lahir dengan berat badan rendah < 2,5 Kg di atas rata-rata nasional ( 6,2 persen) dan perilaku pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-5 bulan DIY di bawah rata-rata nasional (37,3 persen).

Melihat situasi itu perlu upaya bersama melalui Germas yang diimplementasikan secara terus menerus. Tanpa mengenal lelah. Sebab, mengubah perilaku hidup sehat tak semudah membangun jembatan yang hasilnya langsung terlihat nyata. Germas telah dicanangkan sejak 2017 dengan Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 2017 dan di tindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur DIY Nomor 44 Tahun 2017 tentang Rencana Aksi Daerah (RAD) Germas Yogyakarta Sehat Lestari.

Adapun fokus Germas meliputi peningkatan aktivitas fisik, peningkatan perilaku hidup sehat dan peningkatan pangan sehat serta percepatan perbaikan gizi. Peningkatan pencegahan, deteksi dini penyakit, peningkatan kualitas lingkungan serta peningkatan edukasi hidup sehat.

Mari kita dukung regulasi ini. Lakukan tindakan nyata membangun bangsa yang lebih baik. Komitmen mengubah perilaku tidak sehat menjadi sehat. Lakukan dengan CERDIK ( Cek kesehatan secara rutin dan berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin Olah raga, Diet seimbang, Istirahat cukup dan Kuatkan iman dan Kelola strees). (****/mg4)