JOGJA – Puluhan koleksi berbahan dasar fabric dengan berbagai motif dan pattern ditampilkan 24 desainer dalam Jogja Fashion Festival (JFF) Jumat (8/3). Terbagi dalam dua sesi, sebanyak 200 rancangan busana memeriahkan JFF hari pertama. Adapun yang terlibat adalah desainer lokal dan anggota APPMI DIJ. Serta dua guest star Defrico Audy dan Purana.
Public Relation Amplaz Wahyu Hidayati mengatakan, untuk sesi pertama, ada 11 desainer lokal yang terlibat. Mereka adalah Liza Supriyadi, Dewi deeJe, Tari Made, Bella Quarta, Anis Saskia, dan Adewani Lubis. Juga, Rani, Vitalia Pamungkas, Sugeng Waskito, Uzy Fauziah, dan Owens Joe. Guest star-nya Defrico Audy.
Di sesi dua, lanjut Ayu, ada d’ Ranaya, Sanet, Riesna Dewi, Ariesanthi, Melinda Angelia, Anunk Aqeela, Herlina, Lady, Laurentia, Dinda, Laila Ayu, Heriyenti, dan Purana. Berbeda dengan sesi pertama, di sesi dua tema yang diangkat adalah etnic wear. ”Dalam kategori ini, para desainer menampilkan busana ready to wear dengan koleksi urban fesyen, evening gown, hijab, ataupun pattern. Tentunya dengan motif yang unik,” ujarnya.
Tari Made, seorang peserta JFF mengatakan, di JFF kali ini, dirinya mencoba mengolaborasikan kain ende Bali dengan batik tulis. Lewat cutting yang sederhana dengan tambahan bordir yang tak beraturan, dia yang mengusung tema Nevertiti mencoba mempresentasikan kecantikan alami dari seorang perempuan. Khususnya perempuan daerah. Sama halnya dengan Tari, Adelia Lubis, pemilik brand Dewani Batik juga menghadirkan koleksi etnik berbahan batik klasik dengan motif burung.
Mengangkat warna- warna tanah, seperti coklat. Dengan cutting asimetris membuat koleksinya mencuri perhatian. ”Yang tak kalah menarik adalah koleksi dari Rani. Dengan bahan dasar lurik, dia mengemas busana-busananya menjadi terlihat modern. Apalagi desainnya juga chic seperti anak muda,” ujar Riri, salah satu tamu sekaligus penikmat fesyen. (sce/met/zam/mg4)