GUNUNGKIDUL – Beberapa kepala keluarga (KK) terdampak longsor akhirnya berpikir ulang untuk tinggal di lokasi aman. Mereka bersedia direlokasi. Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi mengungkapkan, tak mudah membujuk KK yang terdampak longsor. Meski, mereka tinggal di zona merah. Namun, upaya persuasif pemkab membuahkan hasil. ”Awalnya (warga terdampak) menolak direlokasi. Namun satu per satu saya datangi dan berbicara dengan mereka. Akhirnya mau direlokasi,” kata Immawan Jumat (8/3).

Immawan mencatat ada tujuh rumah yang bersedia dipindah ke lokasi aman. Sebanyak empat di antaranya dari Desa Natah, Kecamatan Nglipar. Lalu, dua rumah dari wilayah Kecamatan Ngawen. Sisanya dari Pedukuhan Baturturu, Desa Mertelu, Kecamatan Gedangsari. ”Tujuh rumah ini posisinya berada di bantaran kali Oya dan berada di lereng perbukitan,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, hujan deras yang mengguyur wilayah Gunungkidul Rabu (6/3) menyebabkan banjir dan tanah longsor di beberapa titik. Bahkan, material longsoran di antaranya menghantam rumah warga hingga ambruk rata dengan tanah. Menurut Immawan, tujuh KK ini bakal direlokasi ke tanah kas desa (TKD). Namun, keputusan TKD mana yang akan digunakan masih menunggu hasil koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Edy Basuki memastikan dana stimulan relokasi telah dianggarkan. Namun, dana itu baru dicairkan setelah proses pengadaan tanah selesai.
”Kami siap memberikan stimulan bantuan bahan bangunan. Plus konsumsi untuk yang kerja bakti,” katanya.

Ketika disinggung mengenai perkembangan longsor, Edy menyebut ada 104 rumah yang terdampak longsor dan banjir. Sebanyak 45 warga Pedukuhan Baturturu hingga kemarin masih terisolasi. Lantaran material longsoran masih menutup akses jalan. ”Upaya pemulihan terus dilakukan. Untuk jalan dan motor mungkin sudah bisa (hari ini, Red),”ucapnya. (gun/zam/mg4)