JOGJA – Persoalan ketenagakerjaan dewasa ini semakin kompleks. Itu ditandai dengan bertambahnya jumlah pencari kerja tak seimbang dengan ketersediaan lapangan pekerjaan. Akibatnya angka pengangguran setiap tahun cenderung meningkat jumlahnya.

Masyarakat pencari kerja berpendidikan rendah cenderung tidak mempunyai keterampilan sesuai kebutuhan pasar kerja. Ini menimbulkan masalah di bidang ketenagakerjaan. “Menyikapi fakta itu, kita tidak bisa tinggal diam. Perlu diciptakan, dikembangkan dan diperluas kesempatan kerja di luar hubungan kerja,” ungkap Anggota Komisi D DPRD DIY Atmaji Minggu (10/3).

Solusinya, lanjut Atmaji, dibutuhkan penanganan tenaga kerja secara dini dan disiapkan bersaing secara kompetitif di pasar kerja. Ahli dan terampil di bidangnya. Juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan secara mandiri.

Upaya mengembangkan dan menciptakan kesempatan kerja di luar hubungan kerja dilakukan dengan pemberian pelatihan Keterampilan Keliling atau Mobile Training Unit (MTU). Pelatihan diberikan melalui Balai Latihan Kerja dan Pengembangan Produktivitas (BLKPP) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY. BLKPP merupakan salah satu unit pelaksana (UPT) di bawah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY.

Sasaran dan kriteria peserta pelatihan sekaligus penerima hibah peralatan usaha adalah warga DIY. Memiliki KTP dari wilayah kabupaten dan kota di DIY. Berpendidikan serendah-rendahnya SMP atau sederajat dan setinggi-tingginya Diploma III atau akademi. Berusia tidak lebih dari 50 tahun. Tidak memiliki pekerjaan tetap. Mempunyai kemauan dan semangat untuk berwirausaha.
“Tujuan pelatihan MTU itu demi mewujudkan tenaga kerja yang terampil, mandiri dan siap membuka usaha secara mandiri,” terang Atmaji.

Dikatakan, pelaksanaan teknis pelatihan keterampilan MTU dilakukan lewat bantuan keuangan khusus (BKK) dari Pemda DIY. Pemberian BKK meliputi segala terkait pelatihan keterampilan MTU di lokasi hingga pemberian hibah peralatan usaha bagi peserta pelatihan.

Atmaji menilai, pelatihan keterampilan MTU itu menjadi upaya nyata mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan. Berbagai kegiatan perluasan kesempatan kerja memiliki peran signifikan.
Ini mengingat kegiatan pelatihan keterampilan MTU tidak sekadar mengurangi

pengangguran. Tapi menciptakan usaha baru maupun lapangan pekerjaan sehingga akan menyentuh berbagai sektor seperti perdagangan, pariwisata, pertanian, dan lainnya.

Contoh itu seperti dilakukan di Desa Argomulyo, Sedayu, Bantul belum lama ini. Sebanyak 20 peserta mengikuti pelatihan keterampilan pengolahan makanan. Pelatihan berjalan selama 35 hari. Peserta mendapatkan materi secara teori maupun praktik.

Atmaji menyatakan, dari pelatihan itu peserta mendapatkan tambahan bekal ilmu dan keterampilan mengembangan usaha makanan olahan secara mandiri. Di antaranya membuka usaha seperti katering. Dengan membuka usaha katering berarti membuka lapangan kerja sekaligus kesempatan kerja.

Mereka yang masih menganggur di sekitar rumah peserta pelatihan dapat direkrut sebagai pekerja membantu usaha tersebut. Usai mengikuti pelatihan keterampilan MTU, peserta mendapatkan hibah barang berupa bantuan peralatan memasak. (kus/mg4)