GUNUNGKIDUL – Pemkab Gunungkidul melalui Dinas Pertanian dan Pangan terus berupaya meningkatkan hasil produksi pertanian. Terbaru, dengan mengembangkan padi jenis hibrida. Jenis padi ini diprediksi menghasilkan panen 13 ton per hektare.
Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Raharjo Yuwono mengatakan, ada 15 kecamatan yang menjadi pilot project pengembangan padi hibrida.
”Saat ini, benih bantuan Kementerian Pertanian itu sudah memasuki musim panen,” jelas Raharjo saat dihubungi, Senin(11/3).
Berdasar penelitian, kata dia, padi hibrida sangat cocok ditanam di lahan kering, seperti Gunungkidul. Jenisnya juga bermacam-macam. Misalnya, arize, hibrida intani 602, dan intani 301.
Meski jenis padi hibrida banyak, Raharjo mengklaim panen yang dihasilkan jauh lebih banyak dibanding padi lainnya. Ciherang, contohnya, satu hektare menghasilkan sekitar delapan ton.
”Untuk hibrida bisa 10 hingga 13 ton per hektare,” sebutnya.
Raharjo mencontohkan jenis arize yang ditanam di Dusun Kutugan, Desa Pundungsari. Produksinya mencapai 13 ton per hektare. Dia berkeyakinan, peningkatan hasil panen turut mengerek kesejahteraan petani.
Sunardi, seorang petani mengaku belum mendengar perihal jenis padi hibrida. Dari itu, petani asal Dusun Lemahbang, Desa Candirejo, Semin, ini berharap pemerintah gencar menyosialisasikannya.
”Agar produksi petani meningkat,” katanya. (gun/zam/mg2)