BANTUL – Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY terus menggencarkan sosialisasi gerakan masyarakat hidup sehat (germas). Itu untuk menekan angka penyakit tidak menular (PTM). Lantaran jumlah penderita PTM di DIY belakangan ini meningkat signifikan. Penderita gangguan jiwa, contohnya. dari 2,7 per mil pada 2013 menjadi 10,36 per mil pada 2018. ”Kematian tertinggi di DIY disebabkan stroke dan hipertensi,” jelas Kepala Seksi Mutu dan Akreditasi Fasyankes Dinkes DIJ Sugiharto saat sosialisasi germas di Balai Desa Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul Kamis (14/3).
Di antara yang ditekankan saat sosialisasi adalah menggalakkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan. Menurutnya, menjaga kesehatan tidak hanya berguna untuk saat ini. Lebih dari itu, juga untuk masa depan. Sebab, mayoritas penderita PTM berusia 40 tahun ke atas.
Terkait praktik germas, Sugiharto menegaskan sangat mudah. Bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari. Juga mengonsumsi makanan bergizi setiap hari. Komposisinya, sayur tiga porsi dan buah dua porsi. ”Dan, jangan lupa cek kesehatan secara rutin. Meski sepele, cek kesehatan dapat mencegah PTM sejak dini,” ingat Sugiharto berpesan agar tidak merokok dan menjauhi narkoba.
Tak lupa, Sugiharto juga mengajak ibu menyusui memberikan ASI (air susu ibu) ekslusif. Berbagai upaya itu, Sugiharto menekankan, sebagai salah satu pemenuhan langkah awal hidup sehat. Meski penderita PTM meningkat, Sugiharto menyebut angka stunting di DIY setiap tahun turun. Di sisi lain, angka harapan hidup di DIY juga tinggi. Bahkan, capaian itu membuat DIY mendapat predikat terbaik se-Jawa. ”Angka hidup tinggi ini harus diupayakan dengan peningkatan kesehatan masyarakat,” katanya.
Kepala Puskesmas Kasihan 2 Elmi Yudhihapsari juga mengimbau agar masyarakat rutin mengecek tensi dan gula darah. Toh, cek tensi dan gula darah bisa di posyandu, posbindu, atau puskesmas. Di tempat yang sama, Anggota Komisi D DPRD DIY Danang Wahyu Broto berupaya agar germas dilakukan secara masif. Alasannya, germas ikut menentukan peradaban DIJ. ”Germas juga mendidik anak dengan pola hidup sehat,” ujar Danang menyebut bahwa sosialisasi germas digelar di 200 titik pada tahun ini.
Di era yang serbacepat, politikus Partai Gerindara ini mengingatkan, kesehatan menjadi barang mahal. Sebab, terganggunya kesehatan bisa mengganggu produktivitas. (cr6/zam/mg4)