BANTUL – Tingginya intensitas hujan yang mengguyur wilayah Bantul menyebabkan banjir dan tanah longsor.  Bencana banjir dan tanah longsor ini terjadi di 21 titik pada sembilan kecamatan di wilayah Bantul. Arus Banjir yang menggenangi jalan-jalan dan pemukiman warga merupakan air luapan sungai.

Akibatnya, sekitar 5.000-an warga Kabupaten Bantul dievakuasi dari tempat tinggal mereka menuju posko-posko pengungsian. Tercatat tiga korban meninggal akibat banjir bandang tersebut. ”Dua di antaranya adalah ibu-ibu dan satu lagi masih anak-anak,” ujar komandan DER – ACT DIY Haedar.

Sampai dengan Senin  siang (18/3), sudah dua gelombang tim Disaster Emergency Response (DER) – ACT DIY yang diterjunkan ke lokasi banjir di Kabupaten Bantul. Mereka membantu evakuasi warga yang masih terjebak banjir.

Kepala Cabang ACT DIY Bagus Suryanto menegaskan, hingga tengah malam tadi tim Rescue ACT DIY sudah diterjunkan di beberapa titik di Bantul untuk menyusuri lokasi banjir dan membantu evakuasi warga. ”Pagi tadi, tim Rescue gelombang kedua juga dikirim ke tujuh titik di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri – Bantul untuk membantu evakuasi longsor,” ujarnya.

Sementara itu Tedjo, salah satu personel Rescue ACT DIY yang tengah bertugas di wilayah Bantul menjelaskan kondisi di Desa Wukirsari. Di sana satu rumah terkena longsor dan fasilitas umum juga ada yang rusak seperti jembatan yang jebol. ”Untuk korban meninggal ada tiga orang, kalau banjir sendiri berangsur-angsur sudah mulai surut,” paparnya.

Mengingat curah hujan yang tinggi di beberapa hari terakhir menurut Tedjo, masyarakat Jogjakarta diminta untuk siap siaga, utamanya adalah bahaya banjir dan longsor. (*/ila)