JOGJA – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Jogja atau yang dikenal dengan RS Jogja tidak hanya milik warga Kota Jogja saja. Tapi juga wilayah DIJ hingga Jawa Tengah bagian selatan. Fasilitas pun sudah dilengkapi untuk melayani pasien.

Meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan. Itulah yang dikatakan Wakil Direktur Pelayanan RSUD Kota Jogja drg Avy Susantini, MKes, terkait dengan pelayanan kesehatan di RS Jogja. Peningkatan mutu dan kualitas pelayanan itu pun senantiasa menjadi visi serta misi RS Jogja. “Karena kami pelayanan publik yang langsung berhubungan dengan masyarakat,” ujar kepada Radar Jogja pekan lalu.

Tak hanya mengedepankan mutu pelayanan, RS yang berada di Wirosaban Umbulharjo itu juga selalu mengutamakan pasien safety. Diungkapkan Avy, mutu pelayanan berbanding lurus dan seiring dengan pasien safety. Beberapa hal itu pun menjadi bagian dari program wajib terkait akreditasi.

Secara fasilitas misalnya. Hingga awal tahun ini RS Jogja menyediakan 170 tempat tidur. Tempat tidur itu meliputi tempat perawatan untuk pasien anak, pasien bedah, pasien penyakit dalam, hingga pasiesn khusus yang memerlukan isolasi. “Seperti misalnya pasien yang mengidap Tuberculosis (TBC), harus dipisah dengan pasien yang lain. Kalau tidak nanti malah menulari yang tidak terkena TBC,” tutur Avy.

Lebih dari itu, RS Jogja juga menyediakan fasilitas pemeriksaan penunjang yang terus dilengkapi setiap tahunnya. Seperti misalnya Magnetic Resonance Imaging (MRI), Computerrized Tomography Scanner (CT Scans). Hingga yang menjadi ‘primadona” yakni pelayanan kemoterapi. “Semakin lama penyakit itu (kanker) semakin meningkat,” ungkap Avy. Karena itu, pelayanan terkait penyakit kanker terus ditingkatkan. Unit kemotertapi yang dimiliki oleh RS Jogja semula dibuka untuk satu shift. Ke depan akan dibuat dua hingga tiga shift. “Untuk memangkas antrean pengobatan kanker,” tambahnya.

Layanan lain untuk Hemodialisa (HD) yang semula hanya berjumlah sebanyak enam unit, kini sudah menjadi 20 unit. Penambahan unit tersebut pun didasarkan pada kebutuhan masyarakat. Bahkan pada Juni mendatang RS Jogja berencana untuk memulai pelayanan Cath Lab atau katerisasi jantung dan angiografi. Yakni pendeteksian dini terhadap penyakit jantung. “Untuk sarana dan prasarana mulai ditata. Sumber Daya Manusia (SDM) juga sudah dipersiapkan,” kata Avy.

Tak hanya SDM untuk Cath Lab, SDM untuk layanan laboratorium lainnya juga kian ditingkatkan. Seperti Laboratorium Patologi Anatomi, Laboratorium Mikrologi, serta Laboratorium Patologi Klinik. Adapun Laboratorium Patologi Anatomi disediakan untuk mendukung pemeriksaan jaringan-jaringan tubuh. Hal itu berkaitan dengan pelayanan kemoterapi penderita kanker.

Sementara itu, pelayanan Medical Check Up (MCU) pun menjadi salah satu pelayanan yang terus dikembangkan. Hal itu didasarkan pada kebutuhan masyarakat, yang biasanya digunakan untuk persyaratan tertentu. Misalnya terkait pendaftaran calon Aparatur Sipil Negara. “Pada dasarnya kami selalu mengembangkan pelayanan sesuai dengan pola penyakit serta kebutuhan masyarakat,” ungkap Avy.

Selain meningkatkan mutu pelayanan terkait sarana dan prasarana, RS Jogja juga membuka ruang aspirasi bagi masyarakat ataupun pasien. Yakni melalui kegiatan public hearing dan temu pelanggan. Untuk public hearing biasanya dilakukan setahun sekali. Sedangkan temu pelanggan bisa dilakukan seminggu dua kali. “Masyarakat maupun pasien dan keluarganya bisa memberikan masukkan pelayanan apa yang kurang di RS Jogja,” ungkapnya. (cr9/pra/mg4)