JOGJA – Pendidikan Islam menghadapi tantangan berat di tengah situasi masyarakat yang serba praktis, cepat, hedonis, dan matrealistis. Saat ini teknologi telah menjadi basis dalam kehidupan semua lapisan masyarakat.

Bagi pendidikan Islam, saat ini diperlukan langkah kongkret agar dapat bersaing di era disrupsi digital. Oleh karena itu, pendidikan Islam dituntut harus mampu melakukan inovasi terhadap sistem, tatakelola, kurikulum, kompetensi sumber daya manusia, sarana dan prasarana, budaya, hingga etos kerja.

Demikian diungkapkan Ketua Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (Forkom PTKIS) Kopertais Wilayah III Jogjakarta Dr Akif Khilmayah M.Ag saat membuka seminar nasional  bertema “Peran Pendidikan Islam di Era Revolusi Industri 4.0” di Gedung Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Ringroad Selatan, Banguntapan, Bantul, Sabtu (16/3).

Acara yang diikuti lebih dari 200 peserta ini diinisiasi  Forkom PTKIS Kopertais Wilayah III Jogjakarta dengan menghadirkan beberapa narasumber. Antara lain Prof Dr Maragustam Siregar MA, Dr Hisyam Zaini MA, Dr Akif Khilmayah M.Ag, Dr Abdul Ghofar M.Si dengan moderator Farid Setiawan M.Pd.I.

Sebagai narasumber utama Prof Dr Maragustam Siregar MA memaparkan, budaya arus global terjadi sangat cepat, pendidikan Islam harus segera menyesuaikan diri dengan perkembangan di era global. Sehingga dalam konteks pendidikan Islam, guru dituntut harus sadar akan literasi digital.

“Kalau guru tidak sadar teknologi, bisa tertinggal dengan siswanya,” ujar Kaprodi S3 PAI UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta ini. Maragustam menambahkan, bila tidak dilakukan sesegera mungkin maka semakin tertinggal dan usang. Oleh karena itu, perlu strategi yang kongkret untuk mengatasi hal itu, agar mampu tetap bersaing dan eksis.

Sedangkan Dr Hisyam Zaini MA mengatakan, internet saat ini banyak disalahgunakan. Oleh karena itu dalam kondisi seperti ini solusi era milenial yang tepat yakni peran pendidikan agama menjadi sangat penting dilakukan, baik  di dunia pendidikan maupun lingkungan sekitar. “Generasi milenial itu unik, banyak orang mementingkan gaya hidup, dibandingkan hidup dengan segala kesederhanaan,” katanya.

Sementara itu, Dr Akif Khilmayah M.Ag dalam pemaparannya menyinggung pendidikan Islam itu harus mampu membangun kesadaran siswa yang kreatif, inovatif, kritis, mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan baik, serta mampu berkolaborasi dengan literasi digital.

“Ini tantangan kita bersama di mana era revolusi industri 4.0 ini teknologi telah menjadi basis dalam kehidupan umat manusia. Yakni menuntut perubahan di segala bidang,”  tandasnya. (*/naf/laz/mg2)