JOGJA – Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima. Bisa diartikan bila seorang muslim yang mampu belum melaksanakan ibadah haji terasa belum sempurna keislamannya. Saat ini kesadaran muslim di Indonesia melaksanakan ibadah haji cukup tinggi. Terbukti antrean daftar tunggu rata-rata 20 tahun lebih.
Dengan kondisi tersebut, sebagian besar jemaah haji Indonesia dalam usia lanjut. Salah satu syarat ibadah haji adalah mampu. Pengertian mampu dapat diartikan sebagai mampu dalam hal biaya, transportasi, jasmani dan rohani.
Sehat jasmani dan rohani serta terhindar dari berbagai penyakit saja tidak cukup untuk melaksanakan ibadah haji dengan sempurna. Karena dalam ibadah haji diperlukan fisik yang sehat dan bugar agar rangkain rukun haji dapat dilaksanakan secara maksimal.
Salah satu upaya agar ibadah haji dapat dilaksanakan dengan sempurna adalah menerapkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau Germas bagi calon jamaah haji. Sejak sebelum keberangkatan, pelaksanaan sampai kehidupan sehari-hari setelah kepulangan dari tanah suci agar meraih haji mabrur. Seperti diketahui, Germas merupakan tindakan sistematis dan terencana. Dilakukan oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat demi meningkatkan kualitas hidup.
Pelaksanaan Germas harus dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Karena keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian. Germas dapat dilakukan dengan cara melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi sayur dan buah. Tidak merokok, tak mengonsumsi alkohol, memeriksa kesehatan secara rutin, membersihkan lingkungan dan menggunakan jamban sehat.
Tahap awal Germas secara nasional dimulai dengan fokus tiga kegiatan. Yakni melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari, mengonsumsi buah dan sayur dan memeriksakan kesehatan secara rutin. Tiga kegiatan tersebut dapat dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Dilakukan saat ini juga dan tidak membutuhkan biaya yang besar.
Germas merupakan gerakan nasional yang diprakarsai Presiden RI dan dituangkan dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2017. Sesuai Inspres tersebut, Germas mengedepankan upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif-rehabilitatif.
Melibatkan semua komponen bangsa dalam mempraktikkan paradigma pola hidup sehat dimulai dari individu, keluarga dan masyarakat. Selanjutnya akademisi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan dan organisasi profesi ikut berperan menggerakkan anggotanya berperilaku hidup sehat.
Ada tiga pesan Germas yang harus dilaksanakan jamaah calon haji (JCH) agar ibadah haji menjadi istimewa. Pertama, rajin memeriksakan diri ke layanan kesehatan seperti puskesmas dan pelayanan kesehatan lainnya. Sebelum pelunasan, pemerintah mensyaratkan JCH melakukan medical check up atau cek kesehatan guna mengetahui kondisi kesehatannya. Cek kesehatan ini bukan hanya bertujuan menentukan bisa atau tidaknya berangkat. Tapi, lebih penting mengetahui kondisi kesehatan JCH. Ini agar dapat dilakukan upaya yang tepat sebelum maupun saat berada di tanah suci.
Program selanjutnya yang dilaksanakan pemerintah adalah mengukur kebugaran JCH. Hasilnya menjadi acuan JCH melakukan beberapa kegiatan agar kondisi kesehatan dan kebugaran sesuai yang diharapkan.
Kedua, rajin melakukan aktivitas fisik. Bisa dilakukan sesuai kondisi setiap individu. Baik dari segi kesehatan maupun umur. Bagi yang sehat dan masih muda tentunya aktifitas fisiknya berbeda dengan yang sudah lanjut usia (lansia).
Aktifitas fisik bisa dilakukan dari hal yang paling ringan. Misalnya jalan- jalan keliling kompleks setelah jamaah salat subuh. Itu bisa menjadi latihan saat berada di tanah suci. Ketiga, perbanyak makan sayur dan buah. Bagi JCH yang selama ini kurang menyukai bauh dan sayur, harus dibiasakan makan buah dan sayur. Baik sebelum berangkat maupun ketika berada di tanah suci.
Perlu diingat, buah dan sayur merupakan sumber vitamin yang meningkatkan kesehatan dan kebugaran. Di tanah suci banyak yang bersedekah membagikan buah. Sebaiknya itu dimakan dan jangan disimpan untuk oleh-oleh.
Ketiga hal tersebut dibutuhkan bagi JCH. Sebab, pelaksanaan ibadah haji memerlukan fisikyang kuat. Ini bertujuan agar ibadah haji lebih istimewa dan maksimal. (*/kus/mg4)