KULONPROGO – Keberadaan dua proyek strategis nasional (PSN), New Yogyakarta International Airport (NYIA) dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur di Kulonprogo harus berdampak. Ditambah dengan peningkatan kapasitas SDM untuk kurangi kemiskinan.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kulonprogo mencatat, angka kemiskinan Kulonprogo pada 2018 sebesar 18,30 persen. Jumlah itu turun 1,73 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ketimpangan sosial atau gini ratio di Kulonprogo juga masih 0,37 persen.
Hal itu terkuak dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kulonprogo 2020 di Gedung Kaca, Kompleks Pemkab Kulonprogo, Senin(25/3).
” Program pengetasan kemiskinan dan penurunan ketimpangan antar gini rasio akan berpadu dengan dua program prioritas lain yakni percepatan pembangunan infrastruktur,” tegas Wakil Bupati Kulonprogo, Sutedjo.
Selain itu juga fokus pada program peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan penguatan daya saing produk lokal untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Menurut dia, jika ketiga program tersebut sukses, angka kemiskinan bisa ditekan sesuai target yang ditentukan. Sebab ketiganya memiliki keterkaitan, apalagi yang variabel infrastruktur dan peningkatan SDM.
“Jika tiga program ini berjalan, bisa dipastikan akan berdampak pada penurunan angka kemiskinan di Kulonprogo,” ujarnya.
Ketua DPRD Kulonprogo, Akhid Nuryati memberi beberapa catatan kepada selama ini belum optimal dalam menurunkan angka kemiskinan yang dilakukan pemerintah. Yakni soal indikator kemiskinan yang ditentukan, sudah seharusnya indikator kemiskinan diperjelas.
“Warga dinilai miskin itu tidak punya rumah atau tidak ada pekerjaan. Nah kalau rumahnya telah dibedah itu terukur tidak miskin, tapi di sisi pekerjaannya seperti apa. Indikator kemiskinan itu diukur dari apanya, solusinya bagaimana,” tegasnya. (tom/pra/mg3)